FGI
PEMBELAJARAN AKTIF; KREATIF DAN MENYENANGKAN - PAKEM
Pembelajaran
merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh
suatu sistem pendidikan. Ia ibarat jantung dari proses pembelajaran.
Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan lulusan dengan hasil belajar yang
baik pula. Demikian pula sebaliknya.
Hasil belajar
pendidikan di Indonesia masih dipandang kurang baik. Sebagian besar siswa belum
mampu menggapai potensi ideal/optimal yang dimilikinya. Oleh karena itu, perlu
ada perubahan proses pembelajaran dari kebiasaan yang sudah berlangsung selama
ini. Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh
pelosok tanah air adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
atau disingkat dengan PAKEM. Disebut demikian karena pembelajaran ini dirancang
agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap
menyenangkan.
Apa itu PAKEM?
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa
aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang
merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya,
bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang
pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.
Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang
kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang
lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang
beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah
suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time
on task”) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian
terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah
cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang
harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika
pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka
pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Secara garis
besar, PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
·
Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang
mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat.
·
Guru menggunakan berbagai alat bantu dan
berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan
cocok bagi siswa.
·
Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku
dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
·
Guru menerapkan cara mengajar yang lebih
kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
·
Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya
sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan
melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
B. Bagaimana Pelaksanaan PAKEM?
Gambaran PAKEM
diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang
sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk
menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM
dan kemampuan guru yang besesuaian.
KEMAMPUAN GURU
|
KEGIATAN BELAJAR
MENGAJAR
|
Guru merencang dan mengelola
KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran
|
Guru melaksanakan KBM dengan
kegiatan yang beragam, misalnya:
ü
Percobaan
ü
Diskusi kelompok
ü
Memecahkan masalah
ü
Mencari informasi
ü
Menulis laporan/puisi/cerita
ü
Berkumjung keluar kelas
|
Guru menggunakan alat bantu dan
sumber belajar yang beragam
|
Sesuai mata pelajaran guru
menggunakan misalnya:
ü
Alat yang tersedia/dibuat sendiri
ü
Gambar
ü
Studi Kasus
ü
Nara Sumber
ü
Lingkungan
|
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan keterampilan
|
Siswa:
ü
Melakukan percobaan, pengamatan atau wawancara
ü
Mengumpulkan data atau jawaban dan mengolahnya
sendiri
ü
Menarik kesimpulan
ü
Memecahkan masalah atau mencari rumus sendiri
ü
Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata
sendiri
|
Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengemukakan gagasan secara lisan atau tulisan
|
Melalui:
ü
Diskusi
ü
Lebih banyak pertanyaan terbuka
ü
Hasil karya yang merupakan pemeikiran anak
sendiri
|
Guru menyesuaikan bahan dan
kegiatan belajar dengan kemampuan siswa
|
ü
Siswa dikelompok sesuai dengan kemampuan
(untuk tugas/kegiatan tertentu)
ü
Bahan belajar disesuaikan dengan kemampuan
kelompok tersebut
ü
Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan
|
Guru mengkaitkan KBM dengan
pengalaman siswa sehari-hari
|
ü
Siswa menceritakan atau memanfaatkan
pengalaman sendiri
ü
Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam
kegiatan sehari-hari
|
Menilai KBM dan kemajuan siswa
secara terus menerus
|
ü
Guru memantau kerja siswa
ü
Guru memberikan umpan balik
|
C. Hal-Hal yang perlu diperhatikan
dalam melaksanakan PAKEM
Apa yang harus
diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya
anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota,
anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia –
selama mereka normal terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut
merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif.
Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga
subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut. Suasana
pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena hasil karyanya,
guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk
melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang
dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa
berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang
berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)
perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan
pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang
sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang
memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah
(tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila
mendapat kesulitan sehingga anak tersebut belajar secara optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian
belajar
Sebagai
makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau
berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam
pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak
dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak
akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk
seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun
demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat
individunya berkembang.
4. Mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya
hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk
melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis
dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada
diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya,
antara lain dengan sesering-seringnya memberikan tugas atau mengajukan
pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang
terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa,
kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan
ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas
yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan
siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu,
hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja
lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan,
berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model,
benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan
pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru
dalam KBM karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan
(fisik, sosial, atau budaya) me-rupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan
belajar anak. Lingkungan dapat ber-peran sebagai media belajar, tetapi juga
sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan
menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan
dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan
lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan
seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasikan,
membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan
umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil
belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan
balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru
dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan
siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini
dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar
selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan
memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa
lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
8. Membedakan
antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru
yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan
bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk
saling ber-hadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM.
Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya,
mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan
tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya
perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut
dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab
rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari
temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEM.’
Metode PAKEM dengan rumusan diatas tidak akan ada yang mampu menjalankanya dilanapangan, mana mungkin bisa anak sd/smp suruh aktif, tinjauan psikologi mereka itu fase meniru, kalau anak didiknya mahasiswa iya bisa saja, tulisan memang enak dibaca sebagai konsep yang ideal, namun pelaksanaan dari catatan ini belum pernah dievalusai,
BalasHapus