TEORI BELAJAR KOGNITIF |
Prinsip umum teori Belajar Kognitif, antara lain:
a. Lebih
mementingkan proses belajar daripada hasil
b. DIsebut
model perseptual
c. Tingkah
laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang
berhubungan dengan tujuan belajarnya
d. Belajar
merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat
sebagai tingkah laku yang nampak
e. Memisah-misahkan
atau membagi-bagi situasi/materi pelajaran
menjadi komponen-komponen yang kecil-kecil dan memperlajarinya secara
terpisah-pisah, akan kehilangan makna.
f. Belajar
merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan
informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya.
g. Belajar
merupakan aktivitas yang melibatkan
proses berpikir yang sangat kompleks.
h. Dalam
praktek pembelajaran teori ini tampak pada
tahap-tahap perkembangan(J. Piaget), Advance organizer (Ausubel), Pemahaman
konsep (Bruner), Hierarki belajar (Gagne), Webteaching (Norman)
i. Dalam
kegiatan pembelajaran keterlibatan siswa aktif amat dipentingkan
j. Materi
pelajaran disusun dengan pola dari
sederhana ke kompleks
k. Perbedaan
individu siswa perlu diperhatikan, karena sangat mempengaruhi keberhasilan
siswa belajar.
Beberapa
pandangan tentang teori kognitif, diantaranya:
1. Teori perkembangan
Piaget
Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut
sebagai pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang
banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu
yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget, perkembangan
kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan
atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Dengan makin bertambahnya
umur seseorang, maka makin komplekslah susunan sel syarafnya dan makin
meningkat pula kemampuannya. Piaget tidak melihat perkembangan kognitif sebagai
sesuatu yang dapat didefinisikan secara kuantitatif. Ia menyimpulkan bahwa daya
piker atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula secara
kualitatif. Menurut Piaget, proses belajar akan terjadi jika mengikuti
tahap-tahap asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi (penyeimbangan antara
asimilasi dan akomodasi).
Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif menjadi
empat, yaitu:
a. Tahap sensorimotorik (umur 0-2 tahun)
Ciri pokok perkembangan berdasarkan
tindakan, dan dilakukan selangkah demi selangkah.
b. Tahap
preoperasional (umur 2-7/8 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap
ini adalah penggunanaan symbol atau tanda bahasa, dan mulai berkembangnya
konsep-konsep intuitif.
c. Tahap
operasional konkret (umur 7/8-11/12 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap
ini adalah sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan
ditandai adanya reversible dan kekekalan.
d. Tahap
operasional formal (umur 11/12-18 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap
ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola
berpikir “kemungkinan”.
Adapun
beberapa prinsip teori perkembangan Piaget, adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan
kognitif merupakan suatu proses gentik. Yaitu suatu perkembangan yang didasarkan
atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf
2) Semakin
bertambah umur maka semakin bertambah kompleks susunan syarafnya dan akan
meningkat pula kemampuannya. Daya pikir anak
yangb berbeda usia akan berbeda secara kualitatif
3) Proses
adaptasi mmepunyai dua bentuk dan terjadi secara simultan yaitu akomidasi dan
asimilasi
4) Asimilasi
adalah proses perubahan apa yang di pahami seseuai denganstruktur kognitif.
(apabila individu menerima infomasi atau pengalaman baru maka informasi
tersebut akan dimodifikasi sehingga cocok dengan struktur kognitif yang dipunyai)
5) Akomodasi
adalah proses perubahan struktur kognitif sehingga dapat dipahami (apabila
struktur kognitif yang sudah dimiliki harus disesuaikan dengan informasi yang
diterima).
6) Proses
belajar akan terjadi jika mengikuti tahap-tahap asimilasi, akomodasi dan
ekuilibrasi (penyeimbangan)
7) Asimilasi
(proses penyatuan informasi baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimiliki
individu), Akomodasi (proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang
baru), Ekuilibrasi (penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi)
8) Seorang
anak sudah mempunyai prinsip pengurangan, ketika mempelajri pembagianmaka
terjadi prses intrgtasi antara pengurangan
(telah dikuasai)dan pembagian (info baru) inilah asimilasi.
9) Jika
anak diberi soal pembagian, maka situasi ini disebut akomodasi. Artinya anak
sudah dapat mengaplikasikan atau memakai
prinsip pembagian dalam situasi baru
10) Proses
penyesuaian antara ling luar dan struktur kognitif yang ada dlm dirinya disebut
ekuilibrasi
11) Proses
belajar akan mengikuti tahap-tahap perkembangan sesuai dengan umurnya
12) Tahap
sensorimotor (0-2 thn), preoperasional (2-8 thn), operasional konkret(8-11
thn), operasional formal (12-18 thn)
13) Hanya
dengan mengaktifkan pengetahuan dan pengalaman secara optimal asimilasi dan
akomodasi pengatahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik
Implikasi teori
perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
- Bahasa dan
cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru
mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
- Anak-anak
akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan
sebaik-baiknya.
- Bahan yang harus
dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
- Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap
perkembangannya.
- Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang
untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
2. Teori belajar menurut
Bruner
Dalam memandang proses belajar, Bruner menekankan adanya
pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang. Dalam teorinya, “free
discovery learning” ia mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan
baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan
suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia
jumpai dalam kehidupannya. Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang dapat
ditingkatkan dengan cara menyusun materi pelajaran dan menyajikannya sesuai
dengan tahap perkembangan orang tersebut.
Model pemahaman dari konsep Bruner (dalam Degeng,1989)
menjelaskan bahwa pembentukan konsep dan pemahaman konsep merupakan dua
kegiatan mengkategori yang berbeda yang menuntut proses berpikir yang berbeda
pula. Menurutnya, pembelajaran yang selama ini diberikan di sekolah banyak
menekankan pada perkembangan kemampuan analisis, kurang mengembangkan kemampuan
berpikir intuitif. Padahal berpikir intuitif sangat penting untuk mempelajari
bidang sains, sebab setiap disiplin mempunyai konsep-konsep, prinsip, dan
prosedur yang harus dipahami sebelum seseorang dapat belajar. Cara yang baik
untuk belajar adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses
intuitif dan akhirnya sampai pada suatu kesimpulan (discovery learning).
Beberapa prinsip teori Bruner
adalah:
1) Perkembangan
kognitif ditandai dengan adanya kemajuan menaggapi rangsang
2) Peningkatan
pengatahun bergantung pada perkembangan sistem penyimpanan informasi secara
realistis
3) Perkembangan
intelektual meliputi perkembangan kemampuan berbicara pada diri sendiri atau
pada orang lain
4) Interaksi
secara sistematis diperlukan antara pembimbing, guru dan anak untuk
perkembangan kognitifnya
5) Bahasa
adalah kunci perkembangan kognitif
6) Perkembangan
kognitif ditandai denfgan kecakapan untuk mengemukakan bebrapa alternatisf
secara simultan, memilih tindakan yang tepat.
7) Perkembangan
kognitif di bagi dalam tiga tahap yaitu enactive, iconic, symbolic.
8) Enaktif
yaitu tahap jika seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk
emmahami lingkungan sekitaanya. (gigitan, sentuhan, pegangan)
9) Ikonik,
yaitu tahap seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar
dan visualisasi verbal (anak belajar melalui bentuk perumpamaan dan
perbandingan
10) Simbolik
yaitu tahap seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan abstrak yang
sangat dipengaruhi oleh kemampuan dalam berbahasa dan logika.( anak belajar
melalui simbol bahasa, logika, matematika)
11) Model
pemahaman dan penemuan konsep
12) Cara
yang baik untuk belajar adalah memahami konsep, arti, dan hubungan memlalui
proses intuitif untuk akhirnya sampai pada kesimpulan (discovery learning)
13) Siswa
diberi kekebasan untuk belajar
sendiri melalui aktivitas
menemukan (discovery)
3. Teori belajar
bermakna Ausubel
Menurut Ausubel, belajar seharusnya merupakan asimilasi yang
bermakna bagi siswa. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan
dengan pengtahuan yang telah dimiliki siswa dalam bentuk strukur kognitif.
Teori ini banyak memusatkan perhatiannya pada konsepsi bahwa perolehan dan
retensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur kognitif yang telah
dimiliki siswa.
Hakikat belajar menurut teori kognitif merupakan suatu
aktivitas belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perceptual,
dan proses internal. Atau dengan kata lain, belajar merupakan persepsi dan
pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati atau
diukur. Dengan asumsi bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilkinya.
Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi
baru beradaptasi dengan struktur kognitif tang telah dimiliki seseorang.
Beberapa Prinsip Teori Ausubel
adalah
1) Proses
belajar akan terjadi jika seseorang mampu mengasimilasikan pengetahuan yang tlah dimilikinya dengan
pengetahuan baru
2) Proses
belajar akan terjadi melalui tahap-tahap
memperhatikan stimulus, memamahi makna stimulus, menyimpan dan
menggunakan informasi yang sudah dipahami
3) Siswa
lebih ditekankan unuk berpikir secara deduktif
(konsep advance organizer)
Adapun aplikasi
teori kognitif dalam pembelajaran :
a. Keterlibatan
siswa secara aktif amat dipentingkan
b. Untuk
meningkatkan minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengaitkan
pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa.
c. Materi
pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana
ke kompleks.
d. Perbedaan
individu pada siswa perlu diperhatikan karena faktor ini sangat mempengaruhi
keberhasilan belajar.