Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilatar
belakangi dengan ditemukannya permasalahan pada murid kelas VI di SD Negeri ..................... khususnya pada
mata pelajaram Matematika. Murid kelas VI SD Negeri ..................... hampir setiap kali KBM nampak kurang
antusias, tidak ada murid belajar, sehingga nilai hasil belajarpun 60% siswa
dibawah rata-rata KKM.
Berdasarkan latar belakang masalah pada
bagian pendahuluan di atas, maka rumusan masalah ini adalah sebagai berikut :
- Apakah dengan melalui metoda demontrasi dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa di kelas VI SD Negeri ..................... ?
- Apakah dengan melalui metoda demontrasi dapat meningkatakan hasil pembelajaran siswa di kelas VI SD Negeri ..................... ?
PTK ini bertujuan untuk meningkatkan minat
belajar siswa agar siswa dapat mendapatkan hasil/ nilai yang memuaskan ( 100%
diatas Rata-rata KKM ). Dalam pelaksanaanya dilakukan dengan 2 siklus
masing-masing siklus 1 pertemuan melalui penggunaan “Metode Demontrasi”.
Kesimpulandari seluruh kegiatan penelitian
ini antara lain : a) Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menggunakan
metoda demontrasi dapat memperbaiki atau dapat meningkatkan aktifitas minat
belajar siswa. Data hasil observasi terhadap aktifitas menunjukan bahwa
rat-rata prosentase aktifitas/ minat belajar siswa mengalami peningkatan yang
cukup signifikan dari kategori kurang aktif ( 50.07%) menjadi kategori aktif (
75.33%), ada selisih peningkatan 25.26%. dengan demikian metoda demontrasi dapat
menantang siswa mampu belajar mandiri, dapat mengembangkan keterampilan
berfikir, dapat melakukan kerjasama dalam kelompok dan mampu memproses
informasi yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapi; b)
Proses KBM dengan menggunakan metoda demontrasi dapat meningkatkan kemampuan
intelektual siswa atau memperbaiki hasil belajar siswa. Hal ini dapat
ditunjukan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata yang cukup signifikan pada
setiap pertemuan dari setiap siklus, yakni siklus I dengan rata-rata 56,12%
menjadi 79,87% pada siklus II dengan selisih 23,77%.
Kata Kunci: Metode Demontrasi
Laporan
PTK Matematika SD Kelas 6 (VI) lengkap
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu
proses interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung
dengan melalui tatap muka dan secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan
berbagai media. Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses sebab akibat. Guru
yang mengajar, merupakan penyebab utama bagi terjadinya proses belajar siswa
meskipun tidak setiap perbuatan belajar siswa merupakan akibat guru mengajar.
Oleh sebab itu, guru sebagai Figure sentral,
harus mampu menetapkan strategi / metoda pembelajaran yang tepat sehingga dapat
mendorong terjadinya perbuatan belajar siswa yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
Perkembangan
zaman menuntut kualitas sumber daya manusia ke arah yang lebih maju sesuai dan
seiring dengan kemajuan teknologi. Untuk menguasai teknologi salah satunya mata
pelajaran Matematika merupakan dasar yang harus banyak dikuasi oleh setiap
siswa sejak dini.
Berkaitan dengan hal
tersebut di atas di SD Neger ..................... Kecamatan ...................
tentang pembelajaran Matematika nampak
permasalahan yang harus segera di antisipasi antara lain :
a) Rendahnya nilai mata
pelajaran Matematika setiap mengadakan ulangan harian terutama pada konsep
pengolahan data hasil pencapaiannya tidak lebih dari 40 % siswa yang
mendapatkan nilai di atas 65, dengan demikian maka hal ini menunjukkan 60 %
siswa masih mengalami masalah, karena nilai tersebut masih di bawah standar
rata-rata yaitu di bawah 65.
b) Lemahnya motivasi belajar siswa karena disebabkan oleh berbagai faktor,
baik faktor internal maupun faktor eksternal. Kekurangan motivasi belajar yang
disebabkan faktor internal adalah dengan tidak adanya rangsangan serta gairah
dalam belajar. Karena
siswa kurang memahami dari tujuan kebutuhan dalam kehidupannya sehingga dapat
menimbulkan lemahnya untuk belajar. Sedangkan faktor eksternal karena kurangnya
perhatian dari berbagai pihak, baik pihak keluarga, masyarakat atau pemerintah.
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 pada pasal 35 menyatakan ;
“Pelaksanaan
pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik bilamana para tenaga
kependidikan maupun para peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar tidak di
dukung sumber daya belajar yang di perlukan ”.
Tugas seorang guru bukanlah hanya sekedar menyampaikan pelajaran semata,
akan tetapi juga seorang guru yang profesional di tuntut untuk mempunyai
kemampuan agar dapat menciptakan suasana membelajarkan siswa yang kondusif dan
menata ruang belajar yang presentatif.
Mengajar dengan sukses tidak hanya dilakukan satu cara atau pola tertentu
yang di ikuti secara rintis, jika seorang guru mengajar matematika hanya
menggunakan satu cara yang sama dari hari ke hari ( melatih hitung-hitungan )
siswa akan maju dengan cepat, akan tetapi hasilnya akan mengecewakan, tetapi
bila seorang guru membelajarkan siswa dengan menggunakan berbagai cara, atau
menghubungkan melalui pengalaman terhadap diri siswa serta menghubungkan dengan
kehidupannya sehari-hari maka hasilnya akan lain, hasilnya akan autentic serta
tahan lama.
Tuntutan terhadap
kreativitas dan inovasi, guru dalam menciptakan suasana belajar mengajar yang
kondusif tidak lepas dari upaya menciptakan / mengaplikasikan tujuan Pendidikan
Nasional. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 pasal 4 Bab II “Pendidikan Nasional
bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, serta berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap serta mandiri, dan merasa
tanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan”.
Dengan pernyataan di atas,
peneliti berupaya untuk meningkatkan pembelajaran Matematika dengan menggunakan
metoda demontrasi yang menekankan pada siswa untuk dapat memahami konsep dasar
Matematika yang sesuai dengan kebutuhan tuntutan.
Dari permasalahan
yang ada di SD Neger ..................... Kecamatan Kadueho, peneliti dengan
adanya kesempatan, kesediaan waktu, serta biaya, maka akan mencoba untuk
memecahkan permasalahan tersebut di atas dengan melakukan penelitian yang
mengacu pada Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah pada bagian pendahuluan di atas, maka rumusan masalah ini
adalah sebagai berikut :
1) Apakah dengan melalui metoda demontrasi dapat meningkatkan aktivitas
pembelajaran siswa di kelas VI SD Neger .....................?
2) Apakah dengan melalui metoda demontrasi dapat meningkatakan hasil
pembelajaran siswa di kelas VI SD Neger ..................... ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan di atas, maka
tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa, dalam konsep pembelajaran Matematika melalui metode demontrasi di kelas VI SD Neger
..................... Kecamatan ................... .
2.
Untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran Matematika pada konsep menghitung data melalui metoda demontrasi di kelas VI SD Neger
..................... Kecamatan ................... .
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil Penelitian Tindakan Kelas ( PTK
) ini akan memberikan manfaat untuk perbaikan dan peningkatan proses hasil
belajar terutama bagi perorangan atau institusi di bawah ini :
1. Bagi
Siswa : Belajar Matematika dengan menggunakan Metode Demontrasi siswa akan
tergugah semangat belajarnya sehingga menumbuhkan keberanian untuk mencoba
sendiri, menemukan sendiri, menyimpulkan sendiri, melakukan suatu tindakan,
bertanya, menjawab, mengembangkan ide-ide baru, kerja sama yang baik antara siswa, sehingga aktivitas dan
antusias belajar siswa lebih hidup dan meningkat.
2. Bagi Guru : Dapat meningkatkan dan
mengembangkan wawasan, sikap ilmiah, kompetensi profesional guru dalam upaya
meningkatkan mutu proses pembelajaran matematika.
3. Bagi Kepala Sekolah : Menambah wawasan
pengetahuan dalam pembelajaran Matematika melalui Metode Demontrasi dan sebagai
bahan untuk dijadikan acuan dalam membuat kebijakan sekolah pada bidang mata
pelajaran yang lain.
Laporan
PTK Matematika SD Kelas 6 (VI) lengkap
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian
Pembelajaran
Menurut Arief Sadiman ( 1986 ) kata
pembelajaran dan pengajaran dapat dibedakan yakni :
“ Kata pengajaran
hanya ada dalam konteks guru-murid di dalam kelas formal, sedangkan kata
pembelajaran tidak hanya ada dalam konteks guru-murid di kelas formal akan
tetapi juga meliputi kegiatan belajar mengajar yang tidak dihindari guru secara
fisik ”.
Sedangkan definisi
pembelajaran menurut Arief Sudiman ( 1986 ) adalah : “Kegiatan belajar mengajar siswa melalui
usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar
terjadi proses belajar ”.
Tujuan pembelajaran
merupakan rumusan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya untuk menjadi milik
dan harus nampak pada diri siswa sebagai akibat dari perbuatan belajar yang
telah dilakukan. Tujuan pembelajaran dapat dipilah menjadi tujuan yang besifat
kognitif ( pengetahuan ), afektif ( sikap ) dan ataupun psikomotor
(keterampilan), ini merupakan derajat pencapaian tujuan dan hasil pebbuatan
belajar siswa.
B. Minat Belajar
Secara teoristis
minat belajar dapat ditumbuhkan dengan cara memberikan motivasi atau dorongan
pada siswa, agar dapat melakukan sesuatu perbuatan, melakukan tindakan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
Membangkitkan
motivasi menjadi penting dalam proses pembelajaran, Karena hal tersebut
merupakan tugas guru. Menurut Moh.Ujer Usman paling tidak ada dua jenis
motivasi yang perlu dibangun, yaitu ;
1.
Motivasi dari dalam diri
sendiri (individu siswa yang disebut motivasi Intrinsik.)
2.
Motivasi Ekstrinsik,
yaitu motivasi akibat pengaruh dari luar, baik berupa pernyataan tujuan atau
melihat manfaat pembelajaran, misalnya; Suruhan, ajakan, bujukan atau paksaan
yang dilakukan oleh orang lain yang dapat mempengaruhi perubahan tingkah laku
siswa.
Dalam menumbuhkan
minat guru harus dapat memberikan motivasi, motivasi yang dimaksud adalah
motivasi ekstrinsik antara lain :
1.
Memberi
penguatan terhadap jawaban siswa
2.
Memberikan
pernyataan tujuan pembelajaran baik tujuan secara umum atau secara khusus.
3.
Memberikan persyaratan
tentang manfaat mempelajari materi yang disajikan.
4.
Menciptakan
persaingan diantara siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
5.
Mengadakan
penilaian ( evaluasi ) dengan mengadakan Tes.
6.
Memberikan
pertanyaan-pertanyaan khusus ( Kuisioner ) berkaitan dengan materi pelajaran
yang disajikan. (Moh. Ujer Usman,1992: 25).
C.
Metode Demontrasi
Metoda Demontrasi,
yaitu cara penyajian bahan pelajaran dengan mempertunjukkan kepada siswa suatu
proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya
maupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
Guru sebagai salah
satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif
bagi kegiatan belajar mengajar di kelas. Salah satu kegiatan yang harus
dilakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metoda yang tepat dipilih
untuk mencapai tujuan pengajaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metoda adalah :
a.
Tujuan
Tujuan merupakan
faktor yang paling pokok, karena tujuan menggambarkan tingkah laku yang harus dimiliki siswa
setelah proses belajar mengajar selesai dilaksanakan.
b.
Peserta
didik
Peserta didik sebagai
pihak yang berkepentingan di dalam proses belajar mengajar, sebab tujuan yang
harus di capai semata untuk mengubah perilaku peserta didik itu sendiri.
c.
Situasi
Faktor situasi dapat
di bagi dua yaitu yang menyangkut jumlah waktu ialah berapa puluh menit atau
beberapa jam pelajaran waktu yang tersedia untuk proses belajar mengajar,
sedangkan yang menyangkut kondisi waktu ialah kapan atau pukul berapa pelajaran
itu dilaksanakan.
d.
Materi
Dilihat dari
hakekatnya, ilmu atau materi pelajaran memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Karakteristik ilmu atau materi pelajaran membawa implikasi terhadap
penggunaan cara dan teknik di dalam proses belajar mengajar.
e.
Kemampuan
Kemampuan guru merupakan faktor penentu. Akhir pertimbangan semua faktor di
atas akan sangat bergantung kepada kreatifitas guru. Dedikasi dan kemampuan
gurulah yang pada akhirnya mempengaruhi pelaksanaan proses pembelajaran.
D. Kedudukan Metode Dalam Belajar Mengajar
Berhasil atau
tidaknya tujuan suatu materi tersampaikan oleh guru kepada peserta didik sangat
ditentukan oleh metode yang digunakan, hal tersebut sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah, 1991 : 72
“ Metode adalah suatu
cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan
belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi
sesuai dengan tujuan yang ingin di capai setelah pengajaran berakhir. Seorang
guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun
metode mengajar yang telah dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan
pendidikan ”.
Dalam kegiatan
belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode,
tetapi guru sebaiknya menggunakan metode bervariasi agar jalannya pelajaran
tidak membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik. Hal ini menyebabkan
kompetensi guru sangat diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat. Winarno
Surakhmad, dalam strategi belajar mengajar (1995) mengemukakan lima macam
faktor yang mempengaruhi penggunaan metode mengajar sebagai berikut :
1.
Tujuan
yang berbagai jenis dan fungsinya
2. Peserta didik dengan berbagai tingkat kematangannya
3.
Situasi
yang berbagai keadaannya
4. Fasilitas yang berbagai kualitas dan kuantitasnya
5. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda
Hasil analisis yang
dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai :
1.
Metode
sebagai alat motovasi ekstrintik
Motovasi
ektrintik menurut Sardiman A. M. (1988 : 90 ) adalah : “Motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya
perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai
alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang ”.
Penggunaan metode yang tepat dan bervarisai akan dapat
dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Metode sebagai strategi
pembelajaran
Tidak semua anak didik mampu
berkonsentrasi dalam waktu yang relative lama dalam kegiatan belajar mengajar.
Daya serap anak didik terhadap bahan yang di berikan juga bermacam-macam, ada
yang cepat, ada yang sedang dan ada yang lambat. Faktor intelegensi
mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh
guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang
diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan
penuh dapat tercapai.
Karena itu, dalam kegiatan
belajar mengajar menurut Roetsiyah N. K. (1989:1):
“ Guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif
dan efesien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk
memiliki strategi itu adalah harus mengusai teknik-teknik penyajian atau
disebut metode mengajar ”.
Dengan demikian, metode
mengajar adalah strategi pembelajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
3. Metode sebagai alat untuk mencapai
tujuan.
Tujuan adalah suatu
cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah
pedoman yang memberi ke arah mana kegiatan belajar mengajar akan di bawa.
Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah selama
komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen
metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan
memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan.
Laporan
PTK Matematika SD Kelas 6 (VI) lengkap
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Neger
..................... Kecamatan ................... Kabupaten ................... Propinsi ....................
Adapun yang menjadi subyek penelitian
yaitu Kelas VI. Dan penelitian tindakan kelas ini direncanakan 2 siklus. Setiap
siklus terdiri dari 1 kali pertemuan, dengan demikian penelitian ini
berlangsung kurang lebih dua minggu.
B.
Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas
Prosedur penelitian
tindakan kelas ini menggunakan model yang di kembangkan oleh Kurt Lewin yaitu
melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
·
Perencanaan
( planning )
·
Aksi
/ tindakan ( acting )
·
Obeservasi
( observing ), dan
·
Refleksi
( reflecting )
( Dikdasmen, 2003 : 18 )
Prosedur pelaksanaannya meliputi 2
siklus, pada setiap siklus terdiri dari perencanaan, aksi/tindakan, observasi,
refleksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini :
Siklus
|
Langkah-lagkah
|
Uraian
Kegiatan
|
|
Siklus I
|
Perencanaan
Identifikasi masalah dan penetapan alternative
pemecahan masalah
|
· Merencanakan
pembelajaran
· Menentukan Konsep
dan Sub Konsep
· Mengembangkan
skenario pemelajaran
· Menyusun Lembar
Kerja Siswa (LKS) sesuai topik pembelajaran
· Menyiapkan sumber
belajar Konsep dan Sub Konsep
· Mengembangkan
format observasi dan aktifitas pembelajaran
· Membuat
pengelompokkan siswa
|
|
Aksi / Tindakan
|
· Menerapkan tindakan
mengacu pada skenario pembelajaran yang telah disiapkan
· Melakukan evaluasi
( pre tes dan pos tes ) kemampuan pemahaman konsep Matematika dalam bentuk
tes.
|
||
Observasi / Pengamatan
|
· Melakukan observasi
dengan memakai format observasi untuk guru dan siswa
· Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar kerja siswa (LKS)
|
||
Refleksi
|
· Melakukan evaluasi
tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu
dari tindakan yang telah dilakukan
· Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario, tes
kemampuan pemahaman konsep
· Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan
pada siklus berikutnya
· Evaluasi tindakan I
|
||
Indikator Keberhasilan Siklus I
|
· Instrumen-instrumen yang telah disiapkan pada siklus I dapat terlaksana
semua
· Siswa mampu belajar atau mendemontrasikan dengan teman dalam membahas
tugas yang diberikan
· Siswa mampu belajar dalam bentuk kelompok
· Di atas 50 % siswa mendapatkan nilai di atas 65 pada tes kemampuan
pemahaman konsep
· Di atas 60 % siswa aktif dalam KBM
|
||
Siklus II
|
Perencanaan
|
· Identifikasi
masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah
· Pengembangan
program tindakan II
|
|
Aksi / Tindakan
|
· Pelaksanaan program
tindakan II
|
||
Pengamatan
|
· Pengumpulan data
dan tindakan II
|
||
Refleksi
|
· Evaluasi tindakan
II
|
||
Indikator Keberhasilan Siklus II
|
· Instrumen-instrumen yang telah disiapkan pada siklus II dpat terlaksana
semua
· Antusias dan aktifitas siswa dalam pembelajaran Matematika meningkat
· Adanya peningkatan siswa mampu belajar dalam kelompok
· Di atas 75 % siswa mendapatkan nilai di atas 65 pada tes kemampuan
pemahaman konsep
· Di atas 70 % siswa aktif dalam KBM
|
C.
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan
Data
1. Sumber Data
Sumber data
penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Neger ..................... Kecamatan ...................
Kapbupaten ....................
Sedangkan jenis data yang didapatkan ini adalah data kuantitatif dan data
kualitatif.
Data kuantitatif dan
data kualitatif meliputi :
·
Data
tes kemampuan pemahaman konsep Matematika siklus I dan II
·
Hasil
observasi terhadap aktivitas pembelajaran meliputi siswa dan guru
·
Jurnal harian ( catatan
harian ) guru dan kondisi kelas
·
Foto
2. Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui observasi, catatan harian, tes harian, tes
kemampuan pemahaman konsep matematika.
·
Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati aktifitas
siswa selama pembelajaran berlangsung.
Di dalam kegiatan observasi di antaranya akan melihat peningkatan proses
pembelajaran yang meliputi ; peningkatan frekuwensi dan atau kualitas
pernyataan siswa kepada guru maupun sesama temannya selama interaksi belajar
mengajar, peningkatan kerjasama, diskusi kelompok antar siswa dalam pelaksanaan
tugas-tugas pembelajaran.
Selain peningkatan proses
pembelajaran, di amati pula peningkatan hasil belajar dan penguasaan konsep
pembelajaran yang diharapkan antara lain meliputi : peningkatan hasil pre tes
dan pos tes, peningkatan perasaan ingin tahu, peningkatan mutu produk belajar
yang dihasilkan siswa melalui demontrasi dan sebagainya.
Data aktifitas dan penguasaan konsep
ini diperoleh dengan menggunakan lembar observasi, LKS dan soal evaluasi yang
dikerjakan sesuai petunjuk kerja, dan hasilnya akan dihitung dangan rumus yang
telah ditentukan.
·
Data
tes
Data tes Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematika pada siklus I dan II. Data ini juga merupakan data
kuantitatif yang diambil dari setiap siklus. Tes kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika ini di buat dalam bentuk soal sebanyak 10 butir soal, dilakukan
melalui pre tes dan pos tes pada setiap siklus. Hasilnya dibuat dalam bentuk prosentase dan dilihat selisihnya (gain)
antara pre tes dan pos tes. Hal ini dimaksudkan agar setiap berakhirnya
pelaksanaan siklus dapat diketahui kemajuan dan perkembangannya yang di dapat
oleh siswa. Dengan demikian hasilnya dapat menjadi acuan, pertimbangan, bahan
refleksi untuk merencanakan pelaksanaan pada siklus berikutnya.
2.3. Jurnal Harian ( Catatan Harian
)
Catatan harian pada penelitian ini maksudnya adalah jurnal harian yang
merupakan alat bantu perekam yang paling sederhana. Hal ini sejalan dengan
pendapat tim pelatih PGSM ( 1999, h.57) yang menyatakan bahwa jurnal harian
merupakan semacam catatan harian. Jurnal harian akan merekam semua kegiatan
dalam proses pemelajaran yang tidak terekam pada lembar observasi baik berupa
aktifitas siswa maupun permasalahan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi
pelaksanaan langkah berikutnya. Sehingga pengamatan yang dilakukan terhadap
hal-hal pembelajaran dapat terekam secata efektif.
Catatan harian ini pun sejalan dengan pendapat Madya ( 1994, h.35) akan
memuat observasi, perasaan, reaksi, penafsiran, refleksi, dugaan, hipotesis,
dan penjelasan. Dalam jurnal ini pun dimasukan catatan mengenai kegiatan guru
dan kondisi kelas pada saat itu.
2.4. Foto
Foto digunakan dalam penelitian ini agar dapat merekam peristiwa penting
yang terjadi di kelas pada saat kegiatan belajar berlangsung, adapaun aspek
yang direkam yaitu aspek kegiatan / aktifitas siswa atau untuk memperjelas data
dari hasil observasi, di samping itu juga untuk membantu dalam diskusi tentang
data-data lainnya.
D. Analisis Data
1.
Lembar
observasi, untuk mengetahui perkembangan aktifitas belajar siswa dengan menggunakan prosentase dari setiap
poin.
2. Tes tertulis / Tes Kemampuan Pemahaman
Adapun
langkah-langkah pengolahan data tes tertulis dilakukan sebagai berikut:
a.
Mengitung
skor mentah dari setiap jawaban pre tes dan pos tes. Penskoran dalam tes
tertulis diambil berdasarkan jawaban yang benar. Jika jawaban benar diberi
nilai 1 ( satu ) dan jika jawaban salah diberi nilai 0 ( nol ).
b.
Menentukan
banyaknya siswa yang mendapat nilai di atas atau sama dengan 6,5
c.
Menghitung
prosentase banyaknya siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sma denga 6,5
3.
Data
Jurnal harian ( Catatan Lapangan )
Menyimpan atau mendeskripsikan kejadian selama penelitian berlangsung pada
siklus I dan II.
Laporan
PTK Matematika SD Kelas VII lengkap
BAB IV HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
Bagian ini akan
menguraikan seluruh proses kegiatan penelitian beserta hasil penelitian yang
diperoleh dari setiap tahap penelitian yang telah dilaksanakan.
A. Persiapan dan identifikasi awal
Rendahnya minat dan prestasi siswa
menjadi dasar pertimbangan untuk dilaksanakannya penelitian tindakan kelas.
Sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI tahun
pelajaran 2010/ 2011 sebanyak 40 orang.
Implementasi dari Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) menggunakan pendekatan penggunaan metoda demontrasi sesuai dengan
materi yang akan dibahas. Pada siklus pertama pembahasan materi dengan “
Pengolahan data “ pada siklus dua masih sama materinya dengan pertemuan pada
siklus satu.
Pada setiap pertemuan
dilakukan kegiatan memperkenalkan siswa pada situasi masalah yang menjadi
materi pembahasan, diskusi kelompok untuk mengerjakan LKS yang telah disiapkan
dan evaluasi paska pembelajaran. Setelah selesai dilakukan evaluasi terhadap
segala kekurangan dan kelemahan pada siklus I selanjutnya dilakukan
pembelajaran siklus II, adapun langkah-langkahnya sebagaimana pada
langkah-langkah pembelajaran pada siklus ke satu.
B. Pelaksanaan
Pelaksanaannya
dilaksanakan sesuai jadwal yang telah direncanakan yaitu tanggal 7 februari
2011 untuk siklus pertama. Dan siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 14
februari 2011. kronologis kegiatan dari masing-masing siklus dijelaskan sebagai
berikut ;
1. Siklus I
a. Pelaksanaan Pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran pada siklus I
menyajikan materi pembelajaran pengelolaan data, langkah-langkah kegiatan
belajar dan membelajarkan siswa dimulai dengan kegiatan apersepsi, kemudian
kegiatan inti yang terdiri dari :
-
Penjelasan
tujuan pembelajaran
-
Kerja
kelompok atau diskusi kelompok untuk melaksanakan kegiatan pengerjaan Lembar
Kerja Siswa (LKS).
-
Dari
setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya sedangkan kelompok
yang lain menanggapinya kemudian diakhiri dengan kegiatan penutup.
Kegiatan pembelajaran pada siklus II,
langkah-langkah kegiatan belajar membelajarkan siswa sama dengan pertemuan
sebelumnya, yaitu diskusi kelompok membahas materi tentang pengolahan data dan
kemudian melakukan kegiatan pengerjaan mendemontrasikan pengerjaan cara
pengolahan data pada LKS yang telah
disiapkan.
Semua anggota
kelompok harus memahami dan mengerti terhadap tugas yang harus dikerjakan pada
LKS kegiatan diskusi dari mendemontrasikan pengolahan data yang ada pada lembar
kerja siswa dianggap selesai apabila siswa telah memahami serta dapat menjawab
semua soal 100% benar, kemudian diakhiri dengan kegiatan pos tes.
b.
Aktifitas Belajar
Pada siklus I ini dilakukan observasi
secara langsung menggunakan instrumen observasi yang telah disiapkan untuk
mencatat aktifitas belajar yang timbul pada saat itu guna mendapatkan gambaran
tentang keseluruhan aktifitass belajar siswa. Untuk epektifitas dan efisiensi
dan memperoleh data akurat dalam observasi ini peneliti dibantu oleh
kolabulator yakni guru kelas VI dan kelas II.
Dalam hal ini, aspek yang diamati
terhadap aktifitas siswa yaitu :
a) Kerja sama, b)
keaktifan, c) Tanggung jawab dengan skor nilai tiap aspek ditentukan 10 s/d
100. indikator keberhasilan siswa dapat dikatagorikan aktif jika perilaku
belajar siswa mencapai diatas 60% siswa terlibat langsung pada aspek kegiatan
tersebut. Selain observasi dilakukan pada siswa, dilakukan pula terhadap
perilaku mengajar guru peneliti yang menggunakan instrument pengamatan
pembelajaran dengan katagori baik, sedang, dan kurang untuk mengevaluasi proses
pembelajaran.
Dari hasil observasi seluruh aktifitas
siswa diperoleh rata-rata prosentase aktifitas siswa pada siklus I ; kerja sama
50.25%, keaktifan 50,25%, tanggung jawab 53% rata-rata prosentase aktifitas
siswa siklus I yaitu 51,17%. Berdasarkan data tersebut
aktifitras belajar siswa tergolong katagori kurang aktif. Berdasarkan catatan
dan pengamatan pada waktu proses pembelajaran berlangsung aktifitas siswa
terpaku pada pola belajar “ Duduk Dengar Catat Hafal” (DDCH). Ini terjadi pada
saat guru menjelaskan dan bertanya pada siswa, mereka menjawab dengan ragu-ragu
walaupun jawabanya terkadang benar, siswa masih nampak kurang berani
mengemukakan pendapat atau menemukan ide-ide dan belum terbiasa melakukan
kerjasama kelompok. Mereka cenderung apatis dalam mengerjakan LKS, masih tampak
mengandalkan anggota kelompoknya yang punya keberanian dan punya kemampuan
lebih sehingga sikap ketergantungan masih ada.
Data hasil observasi pada siklus I jelasnya sebagaimana pada grafik
dibawah ini.
Grafik Prosentase Aktifitas Belajar Siswa pada Siklus I
c.
Hasil Belajar
Hasil belajar yang diperoleh siswa
pada siklus I adalah siswa yang mendapat nilai 60 keatas sebanyak 5 siawa dari
jumlah siswa 40 orang berarti 12,5% dengan rata-rata nilai 38.87 hal ini
dilakukan melalui pretes. Sedangkan hasil yang diperoleh melalui postes adalah siswa
yang mendapat nilai 60 keatas sebanyak 15 siswa yaitu 37,50% dengan rata-rata
nilai 56.12. Daftar hasil pretes dan posres siklus I ada pada lampiran dan
untuk lebih jelasnya seperti pada grafik dibawah ini.
Grafik Rata-rata Nilai
Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
d. Refleksi
Dengan menggunakan metode demontrasi
indicator keberhasilan yang ditargetkan pada siklus I dapat dikatagorikan
kurang berhasil masih perlu ada beberapa hal yang harus ditingkatkan lagi.
Pada siklus I masih
mengalami beberapa hambatan atau kendala yang cukup berarti, dimana kondisi
belajar siswa yang dihadapkan pada situasi masalah yang otentik, untuk
melakukan penyelidikan dan inkuiri belum maksimal sebagaimana yang diharapkan,
seperti halnya dalam mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah dan
keterampilan intelektual, belajar melalui pelibatan diri pada pengalaman nyata
dan menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri.
Berdasarkan analisis yang dilakukan
diperoleh beberapa faktor penyebabnya antara lain :
1.
Sebagian
siswa tampak kaku untuk melakukan kerja dalam kelompok, tingkat ketergantungan
pada guru dan teman yang dianggap memiliki pengetahuan lebih masih tinggi,
karena hal ini terbiasa dengan pola pembelajaran gaya lama yaitu Duduk, Dengar,
Catat dan Hafal ( DDCH ), sehingga menyebabkan tingkat pemahaman, penguasaaan
dan menemukan gagasan kyurang dilakuklan oleh siswa
2.
Siswa
kurang terbiasa mencari dan menemukan solusi untuk memecahkan permasalahan yang
dihadapinya sehingga kurang komunikatif dan cenderung belajar masih individual
mengandalkan yeman yang dianggap mempunyai kemampuan lebih.
3.
Siswa
kurang memahami petunjuk kerja yang harus dilakukan dan tidak terbiasa
menghadapi situasi masalah dalam kehidupan nyata maka mengakibatkan kondisi
belajar masih tampak pasif
4.
Alokasi
waktu yang dibutuhkan kurang memadai.
Berkenaan dengan
kondisi diatas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dilakukan perbaikan
pada pembelajaran siklus II yakni sebagai berikut :
1.
Siswa
diberi tugas untuk mempelajari dan melakukan pengamatan terhadap peristiwa
nyata melalui kegiatan mendemontrasikan langsung pengolahan data yang ada
hubungannya dengan konsep pembelajaran yang sedang dipelajari.
2.
Guru
membimbing siswa secara intensif dan menyeluruh untuk menumbuh kembangkan
keterampilan intelektual agar semua siswa mampu melakukan sesuatu dan menemukan
gagasasn untuk memecahkan suatu permasalahan
3.
Alokasi
waktu yang telah tersedia harus diatur sebaik mungkin agar proses pembelajaran
dapat berjalan efektif dan efisien.
2. Siklus II
Setelah selesai dilaksanakan
pembelajaran siklus I, selanjutnya dilaksanakan pembelajaran siklus II. Pada
prinsipnya langkah-langkah pembelajaran siklus II secara umum sama dengan
langkah-langkah pembelajaran siklus I, tetapi dalam hal ini sudah dilakukan
perbaikan-perbaikan sebagaimana pada refleksi siklus I.
a. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
siklus II ini dilakukan satu pertemuan, yaitu pada tanggal 14 pebruari 2011
menyajikan materi pembelajaran “pengolahan Data”.
Langkah-langkah
kegiatan belajar membelajarkan pada siklus II yaitu, dimulai atau didahului
dengan kegiatan apersepsi, kemudian kegiatan inti meliputi ; Penjelasan tujuan
pembelajaran, Kerja kelompok atau diskusi kelompok untuk melakukan kegiatan
mendemontrasikan pengerjaan Lembar Kerja Siswa (LKS), masing-masing kelompok
diberi dan disediakan LKS untuk melakukan kegiatan dan mencatatnya data yang
didapat pada LKS yang telah disiapkan serta menarik kesimpulannya. Dan setiap
kelompok mempresentasikan hasil penemuannya sedangkan kelompok yang lain
menanggapinya kemudian diakhiri dengan kegiatan penutup.
Pada pembelajaran siklus II ini tampak
kelihatan lebih antuisias, minat belajarnya nampak dan lebih aktif bila
dibandingkan dengan pertemuan pada siklus I, karena mereka telah diberi tugas
untuk melakukan langsung mendemontrasikan cara pengolahan data.
Setelah seluruh
proses kegiatan pembelajaran tersebut selesai,
LKS yang telah dikerjakan siswa dikumpulkan kembali untuk dilakukan
penilaian dan pada akhir kegiatan dilakukan postes untuk mengukur tingkat
penguasaan materi yang duisajikan pada siklus II.
b. Aktifitas Belajar
Seperti halnya pada pertemuan siklus,
dilakukan observasi secara langsung menggunakan instrument observasi yang telah
disiapkan ( Instrumen observasi sebagaimana dalam lampiran ) untuk mencatat
perilaku belajar yang timbul pada saat itu guna mendapatkan gambaran tentang
keseluruhan aktifitas belajar siswa.
Dari
hasil observasi terhadap seluruh aktifitas siswa diperoleh rata-rata prosentase
aktifitas minat belajar siswa pada siklus II ; Kerja sama 74.75%, keaktifan 76.50%,
Tanggung jawab 74.75% dan rata-rata
minat belajar 75.25%.
Berdasarkan data tersebut diatas, aktifitas belajar siswa
tergolong katagori aktif. Dan hasil analisis terhadap aktifitas ini diperoleh
informasi bahwa siswa kelas VI mulai terbiasa belajar kelompok, tumbuhnya
kepedulian dan kerja sama yang baik sesame anggota kelompok, munculnya
keberanian untuk mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan mampu
memberikan sanggahan atau komentar terhadap pendapat kelompok lain, sehingga
dengan metode demontrasi disimpulkan dapat membangkitkan minat belajar siswa.
Dan untuk lebih jelasnya seperti gambar pada grafik dibawah ini.
Grafik Prosentase aktifitas/ minat belajar siswa pada
siklus II
c. Hasil Belajar
Hasil belajar yang
diperoleh siswa pada siklus II adalah siswa yang mendapat nilai 60 keatas
sebanyak 39 siswa dari jumlah siswa 40 orang berarti 97,50% dengan rata-rata
nilai 79.87. Perolehan data tersebut menunjukan adanya peningkatan yanag cukup
signifikan terhadap pemahaman konsep yakni dengan selisih 24 siswa atau kenaikan
sekitar 60% dan rata-rata pada siklus II ini adalah 79.87 hal ini pula
mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan perolehan nilai rata-rata pada
siklus I yaitu dengan selisih 23.75. Daftar hasil pre
tes dan pos tes siklus II ada pada lampiran. Dan untuk lebih jelasnya
sebagaimana pada grafik dibawah ini :
Grafik Rata-rata Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
d. Refleksi
Hasil
dari siklus II ini menunjukan bahwa indikator keberhasilan yang ditargetkan
dapat dikategorikan berhasil, yakni nilai yang diperoleh siswa mengalami
peningkatan yang cukup berarti bila dibandingkan dengan siklus I begitu juga
dengan aktifitas belajar siswa tampak lebih pro aktif, hidup, efektif dan
efisien sehingga sasaran dan target pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Namun
demikian disadari betul bahwa siswa harus mulai diperkenalkan atau dihadapkan
pada situasi masalah nyata yang ada pada lingkkungannyadan sesuai dengan
tingkaat pengetahuan serta pengalamannya, sehingga siswa betul-betul dapat
memahami dan mampu memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
Laporan
PTK Matematika SD Kelas VII lengkap
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari seluruh kegiatan
penelitian yang dilakukan mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan
refleksi maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa hal penting yaitu
antara lain :
1.
Proses
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menggunakan metoda demontrasi dapat
memperbaiki atau dapat meningkatkan aktifitas minat belajar siswa. Data hasil
observasi terhadap aktifitas menunjukan bahwa rat-rata prosentase aktifitas/
minat belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari kategori
kurang aktif ( 50.07%) menjadi kategori aktif ( 75.33%), ada selisih
peningkatan 25.26%. dengan demikian metoda demontrasi dapat menantang siswa
mampu belajar mandiri, dapat mengembangkan keterampilan berfikir, dapat
melakukan kerjasama dalam kelompok dan mampu memproses informasi yang telah
dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
2.
Proses
KBM dengan menggunakan metoda demontrasi dapat meningkatkan kemampuan
intelektual siswa atau memperbaiki hasil belajar siswa. Hal ini dapat
ditunjukan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata yang cukup signifikan pada
setiap pertemuan dari setiap siklus, yakni siklus I dengan rata-rata 56,12%
menjadi 79,87% pada siklus II dengan selisih 23,77%.
B. Saran
Saran-saran yang
dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Pembelajaran
deangan menggunakan metode demontrasi ternyata sangat baik juga untuk
diterapkan pada anak tingkat sekolah dasar, oleh karena itu guru yang akan
mengajar harus dapat memilih metode yang tepat dalam mempersiapkan kegiatan
proses belajar membelajarkan.
2.
Siswa
harus dibiasakan belajar dihadapkan pada situasi masalah yang nyata, otentik
dan bermakna bagi kehidupannya.
3.
Guru
terlebih dahulu harus menguasai dan memahami konsep model pembelajaran agar
dalam pelaksanaannya kegiatan belajar membelajarkan anak dapat dilakukan secara
maksimal sehingga target yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik,
efektif dan efisien.
Laporan
PTK Matematika SD Kelas 6 (VI) lengkap
DAFTAR
PUSATAKA
Suhardjono, Azis Hoesein, dkk. (1996). Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
di Bidang
Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Widyaiswara. Jakarta : Depdikbud,
Dikdasmen
Suhardjono
(2006), Laporan Penelitian sebagai KTI,
makalah pada pelatihan peningkatan mutu guru dalam pengembangan profesi di
Pusdiklat Diknas Sawangan, Jakarta, Februari 2006
Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi (2006) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
PT Bumi Aksara
UU RI No. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta , Asa MAndiri.
Azhar, Arsyad 2003. Media
Pembelajaran., Jakarta : Raja Grafindo.
Purwanto, N . 2002. Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran.
PT. Remaja
Rosdakarya, Jakarta.
Sadirman, N . dkk. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta
Sadirman, N . dkk. 1991 Ilmu Pendidikan. Bandung, Remaja Rosdakarya.
Abror, abd Rachman, 1993. Psikologi Pendidikan, Yoyakarta : Tiaraa Wacana Yogya.
Drs. Winarno, M . Sc.
Drs. R. Eko Djuniarto, SE. M. Si. Perencanaan Pembelajaran.
Erlangga 2004. Terampil
Berhitung Matematika SD Kelas VI
Tag : LAPORAN
HASIL PTK PENELITIAN TINDAKAN KELAS MATEMATIKA SD: UPAYA MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI
PENERAPAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS 6 (VI) SD, Laporan PTK Matematika SD
Kelas 6 (VI) lengkap