MIMPI MENURUT ISLAM |
Mimpi merupakan sesuatu yang ghaib. Setiap manusia pasti telah merasakannya, ia datang tidak terduga, kadang diharapkan kehadirannya dan kadang tidak. Bagi sebagian orang mimpi dianggap sebagai bunga tidur, boleh jadi ungkapan itu untuk menunjukkan antara mimpi dan kenyataan tidak ada kaitan sama sekali. Setiap kali bermimpi dalam tidur akan berlalu begitu saja. Mimpi hanyalah hiasan manis dalam tidur tergantung kondisi psikologis orang yang bersangkutan.Tetapi tidak sedikit orang yang mempercayaai bahwa mimpi-mimpi tertentu merupakan isyarat baik dan buruk yang akan menimpa diri seseorang. Sehingga bagi mereka yang pernah bermimpi berusaha mencari tahu gerangan apa yang bakal terjadi dalam kehidupannya, baik atau buruk.
Dalam pandangan Islam tidak semua mimpi mengandung
kebenaran. Mimpi para nabi dan kekasih Allah (awliya) adalah mimpi yang
merupakan wahyu dari Allah, yang benar dan sakral. Mimpi orang-orang salih
hampir selalu benar dan bermakna. Rasulullah SAW bersabda “Mimpi yang benar
merupakan satu bagian dari empat puluh enam cabang kenabian.” “Mimpi yang baik dari seorang laki-laki yang
shaleh adalah satu bagian dari 46 bagian kenabian. (H. R. Bukhari
Berdasarkan hadist tersebut, menurut Rasulullah yang
dinyatakan Abu Ameenah Bilal Philips dalam Tafsir Mimpi Menurut Al-Qur’an
dan Sunnah terdapat tiga sumber utama mimpi sebagai berikut :1) Allah SWT. 2) Syaitan; 3) Manusia.
Beliau juga menjelaskan berbagai karakteristik utama
masing-masing kategori agar para pengikut beliau bisa membedakan antara
mimpi-mimpi tersebut dan memahami bagaimana mimpi-mimpi itu bisa mempengaruhi
kehidupan sehari-hari. Rasulullah bersabda : “Ada tiga jenis mimpi- mimpi
yang benar merupakan kabar gembira dari Allah, mimpi yang menyebabkan kesedihan
berasal dari syaitan, dan mimpi dari pengembaraan pikiran manusia. (H. R.
Muslim)
Dengan demikian, mimpi yang baik adalah berita gembira dari
Allah, bahkan ia dianggap sebagai dari kenabian. Sebagimana mimpi yang dialami
oleh para Nabi, orang-orang shaleh dan semisalnya. Mimpi tersebut juga berlaku
pada selain mereka, tetapi sangat jarang terjadi. Kedua, mimpi yang buruk (dari
syaitan) dan ia terdiri dari beberapa macam. Di antaranya berupa penakut-nakut
dan permainan setan untuk membuat sedih anak Adam. Rasulullah bersabda : “Jika
Syaitan mempermainkan salah seorang di antara kamu dalam tidur (mimpinya) maka
sekali-kali janganlah ia menceritakannya kepada orang lain. (H. R. Muslim).
Beberapa hal yang perlu diketahui berkaitan dengan
mimpi yang bersumber dari setan: a) Bahwa semua mimpi yang
mengandung kesedihan sumbernya adalah dari setan. Tidak ada gunanya menafsirkan
mimpi-mimpi tersebut secara positif karena tidak bersal dari Allah, tetapi
mimpi buruj dimaksudkan untuk menyesatkan umat manusia; .b) Bahwa orang yang mengalami
mimpi buruk hendkalah meludah ke kiri tubuhnya sebanyak tiga kali dan memohon
perlindungan Allah; c) Bahwa kita bisa mengucapkan doa
untuk memohon perlindungan kepada Allah dengan membaca “ A’uudzubillahi
minas syaithonir rojiim”.d) Bahwa kita bisa bangu tidur dan
melaksanakan shalat sunnah dua raka’at atau lebih; .e) Bahwa mimpi-mimpi semacam itu
todak boleh diceritakan kepada siapapun.
Sedangkan mimpi yang bersumber dari manusia
ialah gambaran yang merefleksikan berbagai pikiran atau perbuatan manusia.
Perilakunya ketika sadar disampaikan kepada hatinya, lalu dia melihat perilaku
tersebut di dalam mimpi. Mimpi yang bersumber dari manusia merupakan
mimpi-mimpi yang tidak mempunyai arti apa-apa. Mimpi-mimpi tersebut bukan
merupakan tanda gembira dari Allah ataupun nasihat-nasihat jahat dari setan