Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran yang memiliki karakteristik adanya kerja sama kelompok, memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing untuk kelompok, dengan karakteristik utama adalah team reward (penghargaan kelompok), tanggung jawab individu, dan kesempatan yang sama untuk sukses. (Anita Lie, 2002 )
Pembelajaran kooperatif
merupakan gabungan teknik instruksional dan filsafat mengajar yang
mengembangkan kerjasama antar siswa untuk memaksimalkan pembelajaran siswa
sendiri dan belajar dari temannya (Killen, 1998 dalam Poppi K. Devi, 2007). Dari definisi ini ada dua komponen penting
dalam pembelajaran kooperatif yaitu bekerja sama dalam kelompok atas dasar
tugas dan bekerja sama atas dasar latar belajar siswa.
Strategi pembelajaran
kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap
atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam
struktur kerjasama yang tertuang dalam kelompok yang terdiri atas dua orang
atau lebih. (Killen, 1998 dalam Poppi K. Devi, 2007 ).
Karakteristik pembelajaran
kooperatif sebagaimana dikemukakan Slavin (1995), yaitu penghargaan kelompok,
pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.
- Penghargaan kelompok
pembelajaran kooperatif
menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok
mencapai skor diatas kriteria yang ditentukan.
Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai
anggota kelompok dalam
menciptakan hubungan antar
personal yang saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli.
- Pertanggungjawaban individu
Keberhasilan kelompok
tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan
pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu
juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas – tugas lainnya
secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.
- Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan
Pembelajaran kooperatif
menggunakan metode skoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan
prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu, dengan menggunakan skoring
ini setiap siswa sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan
yang terbaik bagi kelompoknya.
Salah satu tipe dari model
pembelajaran kooperatif adalah Number
Head Together (NHT). Teknik
Belajar Number head together (NHT)
dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992).
Langkah-langkah
kegiatan dalam NHT :
- Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
- Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
- Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.
- Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
- Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
- Kesimpulan. (Indrawati, 2007)
Penjelasan tipe
ini, siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok dan setiap anggota kelompok diberi nomor kepala. Selanjutnya di setiap
kelompok dilakukan diskusi untuk menjawab permasalahan atau untuk melakukan
suatu kegiatan. Dari hasil kegiatan
tersebut guru mengundi nama kelompok dan nomor anggota kelompok yang harus
menjawab pertanyaan atau mempresentasikan kegiatan. Berkaitan dengan hal ini, maka setiap anggota
kelompok dituntut untuk bekerja sama karena jawaban atau presentasi dari perwakilan
anggota kelompok akan menjadi generalisasi kemampuan atau nilai kelompok.
Menurut Anita Lie (2002) prosedur teknik number head
together adalah saat pemanggilan siswa untuk menjawab atau melakukan sesuatu
yang dIpanggil adalah nomor kepala dari salah satu kelompok secara acak. Hal
ini akan menyebabkan semua siswa harus siap. Dan penghargaan diberikan jika
jawaban benar untuk nilai kelompok. Teknik ini memberikan kesempatan kepada
semua siswa dalam kelompok untuk saling memberikan ide dan mempertimbangkan
jawaban yang paling tepat, mendorong
siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka.
Menurut Bobbi De Porter (2001)
siswa akan belajar paling baik dalam
lingkungan kerja sama. Belajar yang
menekankan pada kerja sama diantara sesama siswa dalam suatu komunikasi belajar
dapat lebih menggairahkan.
Daftar Pustaka :
Anita Lie. (2002). Cooperative Learning
(Mempraktikan Cooperative learning diruang-ruang kelas). Jakarta : Gramedia
Widiasarana.
Bobbi
DePorter, Mark Raerdon, Sarah S. Nourie. (2001). Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.
Indrawati.
(2007). Pembelajaran Kooperatif. Bandung : PPPPTK IPA.
Popy K, Devi, (2007). Model Pembelajaran Kooperatif.
Bandung : PPPPTK IPA.
Paulina Panen. 2004. Belajar
dan Pembelajaran I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tags:
FGI