Gaya belajar siswa merupakan kunci
untuk mengembangkan kinerja dalam belajar.
Setiap siswa tentu memiliki
gaya belajar yang
berbeda. Mengetahui gaya belajar
yang berbeda ini
telah membantu para
guru di mana pun
untuk dapat mendekati
semua atau hampir
semua siswa hanya dengan
menyampaikan informasi dengan gaya yang berbeda-beda.
Menurut Bobbi
DePorter dan Mike
Hernacki dalam bukunya Quantum Learning halaman 110-111,
gaya belajar adalah kombinasi dari
bagaimana ia menyerap,
dan kemudian mengatur
serta mengolah informasi”.
Sedangkan menurut
James dan Gardner dalam bukunya “Gaya belajar’ halaman 42 “gaya
belajar adalah cara yang kompleks
dimana para siswa menganggap
dan merasa paling
efektif dan efisien
dalam memproses, menyimpan
dan memanggil kembali apa yang telah mereka pelajari”.
Dunn
dan Dunn dalam bukunya Psikologi Pendidikan (Sugihartono: 2007:53 menjelaskan
bahwa : “gaya
belajar merupakan kumpulan
karakteristik pribadi yang
membuat suatu pembelajaran
efektif untuk beberapa orang
dan tidak efektif
untuk orang lain”. Berati
gaya belajar berhubungan dengan
cara anak belajar,
serta cara belajar
yang paling disukai.
Menurut Nasution dalam bukunya Berbagai Pendidikan
dalam Proses Belajar
Mengajar, ( 2009:94) gaya belajar
adalah cara yang
konsisten yang dilakukan oleh
seorang murid dalam
menangkap stimulus atau
informasi,
cara mengingat,
berfikir dan memecahkan
soal
Berdasarkan
beberapa definsi di atas, Gaya belajar
dapat disimpulkan sebagai cara seseorang dalam menerima hasil belajar dengan
tingkat penerimaan yang optimal dibandingkan dengan cara yang lain. Setiap
orang memiliki gaya belajar
masing-masing. Pengenalan gaya belajar
sangat penting. Bagi guru dengan mengetahui gaya belajar tiap siswa
maka guru dapat menerapkan tekhnik dan strategi yang tepat baik dalam
pembelajaran maupun dalam pengembangan diri. Hanya dengan penerapan yang sesuai
maka tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Seorang siswa juga harus memahami jenis gaya belajarnya. Dengan demikian, ia telah memiliki kemampuan
mengenal diri yang lebih baik dan mengetahui kebutuhannya. Pengenalan gaya belajar akan memberikan pelayanan
yang tepat terhadap apa dan bagaimana sebaiknya disediakan dan dilakukan agar
pembelajaran dapat berlangsung optimal.
Jenis atau Tife Gaya belajar siswa
Secara
realita jenis gaya belajar seseorang
merupakan kombinasi dari beberapa gaya
belajar. Di sini kita mengenal ada tiga gaya belajar, yaitu: gaya
belajar visual, auditori, dan kinetetik. Masing-masing gaya belajar terbagi dua, yaitu: yang bersifat eksternal
(tergantung media luar sebagai sumber informasi) dan yang bersifat internal
(tergantung pada kemampuan kita bagaimana mengelola pikiran dan imajinasi)
(Didang, 2006).
Gaya belajar merupakan
kecenderungan siswa untuk
mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung
jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan
belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran (Slamento,2003).
Sedangkan
dalam buku Quantum Learning, gaya
belajar sesorang hanya dibagi dalam 3 jenis atau modalitas belajar
seseorang yaitu : 1) gaya belajar
atau 2) Gaya belajar atau modalitas
visual; 2) Gaya belajar auditori atau kinestetik. Ketiga gaya belajar tersebut dikenal dengan
istilah VAK. Dalam prakteknya masing-masing dari kita belajar dengan
menggunakan ketiga modlaitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih
cenderung pada salah satu di antara ketiganya.
Gaya belajar
visual (visual learner)
menitikberatkan ketajaman
mata/penglihatan. Artinya, bukti-bukti
konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu
agar siswa paham. Ciri-ciri
siswa yang
memiliki gaya belajar visual
adalah kebutuhan yang
tinggi untuk melihat dan
juga menangkap informasi
secara visual sebelum
mereka memahaminya.
Siswa dengan gaya
belajar visual lebih mudah
mengingat apa yang mereka
lihat, seperti bahasa
tubuh/ekspresi muka gurunya, diagram, buku
pelajaran bergambar dan
video, sehingga mereka
bisa mengerti dengan baik
mengenai posisi/lokasi, bentuk,
angka, dan warna. Siswa
visual cenderung rapi
dan teratur dan
tidak terganggu dengan keributan
yang ada, tetapi
mereka sulit menerima instruksi verbal.
Siswa yang memiliki
gaya belajar visual
menangkap pelajaran lewat materi
bergambar. Selain itu,
ia memiliki kepekaan
yang kuat terhadap warna,
disamping mempunyai pemahaman
yang cukup terhadap masalah
artistik. Hanya saja
biasanya ia memiliki
kendala untuk berdialog secara
langsung karena terlalu
reaktif terhadap suara, sehingga sulit
mengikuti anjuran secara
lisan dan sering
salah menginterpretasikan kata atau ucapan.
Ketajaman visual,
lebih menonjol pada
sebagian orang, sangat kuat
dalam diri seseorang.
Alasannya adalah bahwa “di
dalam otak terdapat lebih
banyak perangkat untuk
memproses informasi visual daripada semua indera lain”. Sedangkan menurut objeknya “masalah
penglihatan digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu melihat bentuk, melihat
dalam dan melihat warna”.
a) Ciri-ciri gaya
belajar visual :
1)
Bicara
agak cepat
2)
Mementingkan
penampilan dalam berpakaian/presentasi
3)
Tidak
mudah terganggu oleh keributan
4)
Mengingat
yang dilihat, dari pada yang didengar
5)
Lebih
suka membaca dari pada dibacakan
6)
Pembaca
cepat dan tekun
7)
Seringkali
mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
8)
Lebih
suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
9)
Lebih
suka musik dari pada seni
10)
Mempunyai
masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali
minta bantuan orang untuk mengulanginya
b) Strategi untuk mempermudah proses belajar anak
visual :
1. Gunakan materi
visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
2. Gunakan warna
untuk menghilite hal-hal penting.
3. Ajak anak untuk
membaca buku-buku berilustrasi.
4. Gunakan
multi-media (contohnya: komputer dan video).
5. Ajak anak untuk
mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
Gaya belajar
auditori mempunyai kemampuan dalam
hal menyerap informasi dari telinga/pendengaran. Siswa yang mempunyai gaya
belajar auditorial dapat belajar
lebih cepat dengan menggunakan
diskusi verbal dan
mendengarkan apa yang
guru katakan. Siswa
auditorial memiliki kepekaan terhadap musik dan baik dalam aktivitas
lisan, mereka berbicara
dengan irama yang
terpola, biasanya pembicara yang
fasih, suka berdiskusi dan menjelaskan segala sesuatu panjang lebar.
Siswa dengan
tipe gaya belajar
ini mudah terganggu dengan keributan dan lemah dalam
aktivitas visual.
Metode pembelajaran
yang tepat untuk pembelajar model seperti ini
harus memperhatikan kondisi
fisik dari pembelajar.
Anak yang mempunyai gaya
belajar auditori dapat
belajar lebih cepat
dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru
katakan. Pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga kita terus
menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan
tanpa kita sadari.
Dan “ketika kita
membuat suara sendiri
dengan berbicara, beberapa area
penting di otak kita menjadi aktif”.
a. Ciri-ciri gaya belajar auditori :
1) Saat bekerja suka
bicaa kepada diri sendiri
2) Penampilan rapi
3) Mudah terganggu oleh
keributan
4) Belajar dengan
mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
5) Senang membaca dengan
keras dan mendengarkan
6) Menggerakkan bibir
mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
7) Biasanya ia pembicara
yang fasih
8) Lebih pandai mengeja
dengan keras daripada menuliskannya
9) Lebih suka gurauan
lisan daripada membaca komik
10) Mempunyai masalah
dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
11) Berbicara dalam irama
yang terpola
12) Dapat mengulangi
kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara
b) Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :
1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik
di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan
keras.
3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam
kaset dan dorong dia untuk mendengarkannyasebelum tidur.
3. Gaya belajar
Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Gaya belajar
kinestetik merupakan aktivitas
belajar dengan cara bergerak, bekerja
dan menyentuh. Pembelajar
tipe ini mempunyai keunikan dalam
belajar yaitu selalu bergerak, aktivitas panca indera, dan
menyentuh. Pembelajar ini
sulit untuk duduk
diam berjam-jam karena
keinginan mereka untuk
beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Mereka merasa bisa
belajar lebih baik
jika prosesnya disertai kegiatan fisik. Siswa dengan
tipe ini suka
coba-coba dan umumnya kurang rapi serta lemah dalam
aktivitas verbal.
a) Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :
1) Berbicara perlahan
2) Penampilan rapi
3) Tidak terlalu mudah
terganggu dengan situasi keributan
4) Belajar melalui
memanipulasi dan praktek
5) Menghafal dengan cara
berjalan dan melihat
6) Menggunakan jari
sebagai petunjuk ketika membaca
7) Merasa kesulitan
untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
8) Menyukai buku-buku
dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
9) Menyukai permainan
yang menyibukkan
10) Tidak dapat mengingat
geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
11) Menyentuh orang untuk
mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
b) Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:
1.
Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
2.
Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak
dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep
baru).
3.
Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
4.
Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
5.
Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.
Sedangkan
menurut Fleming dan Mills dalam Slamento (2003) mengajukan kategori gaya belajar (Learning Style) dalam empat
bentul Visual, Auditory, Read-write, Kinestetic yang dikenal dengan singkat
VARK. Berikut ini penjelasan gaya
belajar (Learning Style) menurut Fleming
dan Mills:
1. Gaya Visual (V)
Visiual learning
(Gaya Belajar Visual)
adalah gaya belajar
dengan cara melihat sehingga mata
memegang peranan penting. Gaya
belajar secara visual
dilakukan seseorang untuk
memperoleh informasi dengan melihat gambar, diagram, peta, poster, grafik, data
teks seperti tulisan, dan sebagainya
Kecenderungan Gaya Belajar
Visual biasanya meliputi menggambarkan informasi dalam bentuk peta,
diagram, garfik, flow chart dan symbol visual seperti panah, lingkaran, hirarki
dan materi lain yang digunakan instruktur untuk mempresentasikan hal-hal yang
dapat disampaikan dalam kata-kata. Hal ini mencakup juga desain, pola, bentuk
dan format lain yang digunkan untuk menandai dan menyampaikan informasi.
Orang-orang
yang memiliki Gaya Belajar Visual mempunyai ciri-ciri atau karakteristik antara
lain: 1) Senantiasa melihat bibir guru yang sedang mengajar; 2) Menyukai instruksi
tertulis, foto dan ilustras untuk dilihat; 3) Saat petunjuk
untuk melakukan sesuatu diberikan biasanya kan melihat teman-teman lainnya baru
dia sendiri bertindak; 4) Cenderung menggunakan gerakan tubuh
untuk mengekspresikan atau mengganti sebuah kata saat mengungkapkan sesuatu; 5) Kurang
menyukai berbicara di depan kelompok dan kurang menyukai untuk mendengarkan
orang lain; 6) Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang
diberikan secara lisan; 7) Menyukai diagram, kalender maupun
grafik time-line untuk mengingat bagian peristiwa; 8) Selalu
mengamati seluruh elemen fisik dari lingkungan belajar; 9) Lebih
menyukai peragaan daripada penjelasan lisan; 10) Biasanya tipe ini
dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut atau ramai tanpa merasa
terganggu; 11) Mengorganisir materi belajarnya dengan hati-hati; 12) Berusaha
mengingat dan memahami menggunakan diagram, table dan peta; 13) Mempelajari
materi dengan membaca catatan dan membuat ringkasan
Berdasarkan
cirri-ciri Gaya Belajar
Visual, maka sarana
atau media yang cocok untuk Gaya belajar
Tife Visual Learner ini antara lain: 1) Guru yang menggunakan
bahasa tubuh atau gambar dalam keadaan menerangkan; 2) Media
gambar, video, poster dan sebagainya; 3) Buku yang banyak
mencantumkan diagram atau gambar; 4) Flow chart; 5) Grafik;
6) Menandai bagian-bagian yang penting dari bahan ajar dengan
menggunakan warna yang berbeda; 7) Symbol-simbol visual. Oleh karena itu
kenali cirri-ciri Gaya belajar siswa
agar guru dapat memilih sarana atau media yang tepat
Adapun Strategi
belajar untuk Gaya belajar Tife Visual
Learner menurut Mansur HR adalah
sebagai berikut: (a) Biarkan mereka
duduk di bangku
paling depan, sehingga
mereka bisa langsung
melihat apa yang dituliskan atau digambarkan guru di papan tulis. (b) Buatlah lebih banyak bagan-bagan, diagram,
flow-chart dalam menjelaskan sesuatu. (c) Putarkan film. (d) Minta mereka untuk menuliskan
poin-poin penting yang
harus dihapalkan. (e) Gunakan
berbagai ilustrasi dan gambar. (f) Tulis
ulang apa yang
ada di papan
tulis. (g) Gunakan warna-warni
yang berbeda pada tulisan.
2. Aural atau Auditory Learning (A)
Gaya Belajar
Auditori adalah gaya
belajar yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh informasi dengan memanfaatkan indra telinga. Oleh karena itu
mereka sangat mengandalkan
telinganya untuk mencapai kesuksesan belajar, seperti mendengarkan ceramah, radio,
berdialog, berdiskusi dan sebagainya Gaya
Belajar ini menggambarkan
preferensi terhadap informasi yang didengar atau diucapkan. Siswa dengan modalitas ini belajar
secara maksimal dari ceramah, tutorial, tape diskusi kelompok, bicara dan
membicarakan materi. Hal ini mencangkup berbicara dengan suara keras atau
bicara kepada diri sendiri.
Berdasarkan
penjelasan di atas, cirri-ciri atau karakteristik gaya belajar Auditory
Learner antara lain : 1) Mampu mengingat dengan baik apa yang
mereka katakana maupun yang orang lain sampaikan; 2) Mengingat
dengan baik dengan jalan selalu mengucapkan dengan nada keras dan
mengulang-ulang kalimat; 3) Sangat menyukai diskusi kelompok; 4)
Menyukai diskusi yang lebih lama terutama untuk hal-hal yang kurang mereka
pahami; 5) Mampu menginngat dengan baik materi yang didiskusikan
dalam kelompok atau kelas; 6) Mengenal banyak sekali lagu atau
iklan TV dan bahkan dapat menirukannya secara tepat dan komplit; 7)
Suka berbicara; 8) Kurang suka tugas membaca (dan pada umumnya bukanlah
pembaca yang baik); 9) Kurang dapat
mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya; 10) Kurang dalam
mengerjakan tugas mengarang atau menulis; 11) Kurang memperhatikan
hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya seperti: hadirnya anak baru, adanya
papan pengumuman yang baru dsb; 12) Sukar bekerja dengan tenang
tanpa menimbulkan suara; 13) Mudah terganggu konsentrasi karena
suara dan juga susah berkonsentrasi bila tidak ada suara sama sekali
Sesuai dengan
cirri-ciri tersebut, media atau sarana yang cocok untuk gaya belajar tife Aural atau Auditory
Learning antara lain: 1) Menghadiri kelas; 2) Diskusi; 3) Membahas
suatu topic bersama dengan teman; 4) Membahas suatu topic bersama dengan
guru; 5) Menjelaskan ide-ide baru kepada orang lain; 6) Menggunakan
perekam; 7) Mengingat cerita, contoh atau lelucon yang menarik; 8) Menjelaskan
bahan yang didapat secara visual (gambar, power point dsb)
Adapun Strategi
belajar untuk gaya belajar tife Aural
atau Auditory Learning menurut Mansur HR
adalah sebagai berikut: (a) Gunakan
audio dalam pembelajaran
(musik, radio, dan lain lain), (b) Saat
belajar, biarkan mereka
membaca dengan nyaring
dan suara keras.
(c) Seringlah memberi
pertanyaan kepada mereka.
(d) Membuat diskusi
kelas. (e) Menggunakan
rekaman. (f) Biarkan mereka
menjelaskan dengan kata-kata.
(g) Biarkan mereka menuliskan
apa yang mereka
pahami tentang satu mata
pelajaran. (h) Belajar berkelompok.
3. Read – Write
Selain
gaya belajar yang menekankan pada aspek mendengar, terdapat juga gaya belajar
yang lebih banyak aspek membaca dan menulis. Pada sesorang yang memiliki gaya
belajar seperti ini ia akan lebih mudah memahami materi pembelajaran dengan
cara membaca atau menulis. Adapun sarana atau media yang cocok untuk gaya belajar tife Read – Write, antara
lain: Kamus, Handout, Buku teks, Catatan, Daftar, Essay, Membaca buku manual
dan berbagi jenis kegiatan lain yang berhubungan dengan membaca dan menulis.
Adapun
Strategi belajar untuk gaya belajar
tife Read – Write, antara lain 1) Tuliskan kata-kata secara berulang-ulang; 2) Baca
catatan Anda (dengan sunyi) secara berkali-kali; 3) Tulis kembali ide atau
informasi dengan kalimat yang berbeda; 4) Terjemahkan semua diagram, gambar,
dan sebagainya ke dalam kata-kata
4. Kinestetic atau Tactile Learner (K)
Gaya Belajar
Kinestetik) adalah cara
belajar yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh informasi
dengan melakukan gerakan,
sentuhan, praktik atau pengalaman belajar secara langsung Gaya Belajar
ini mengarah pada pengalaman dan latihan (simulasi atau nyata, meskipun
pengalaman tersebut melibatkan modalitas lain. Hal ini mencakup demonstrasi,
simulasi, video dan film dari pelajaran yang sesuai aslinya, sama halnya dengan
studi kasus, latihan dan aplikasi.
Berdasarkan
penjelasan di atas, cirri atau karakteristiknya Gaya belajar Kinestetic atau Tactile Learner, antara lain; 1) Suka
menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya; 2) Sulit untuk
berdiam diri; 3) Suka mengerjakan segala sesuatu dengan
menggunakan tangan; 4) Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang
baik; 5) Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu
belajar; 6) Mempelajari hal-hal yang abstrak (symbol matematika,
peta dsb); 7) Mengingat secara baik bila secara fisik terlibat
aktif dalam proses pembelajaran; 8) Menikmati kesempatan untuk
menyusun atau menangani secara fisik materi pembelajaran; 9) Sering
berusaha membuat catatan hanya untuk menyibukkan diri tanpa memanfaatkan hasil
catatan tersebut; 10) Menyukai penggunaan computer 11) Mengungkapkan
minat dan ketertarikan terhadap sesuatu secara fisik dengan bekerja secara
antusias; 12) Sulit apabila diminta untik berdiam diri atau berada
disuatu tempat untuk beberapa lama tanpa aktifitas fisik; 13) Sering
bermain-main dengan benda disekitarnya sambil mendengarkan atau mengerjakan
sesuatu
Berdasarkan
cirri-ciri tersebut, Media atau sarana yang dapat digunakan untuk Gaya belajar Kinestetic atau Tactile Learner,
antara lain 1) Menggunakan seluruh panca indera : penglihatan,
sentuhan, pengecap, penciuman, pendengaran; 2) Laboratorium; 3)
Kunjungan lapangan; 4) Pembicara yang memberikan contoh kehidupan
nyata; 5) Pengaplikasian; 6) Pameran, sampel, fotografi; 7)
Koleksi berbagai macam tumbuhan, serangga dan sebagainya
Adapu strategi
belajar untuk gaya belajar tife Kinestetic
atau Tactile Learner, menurut Mansur HR adalah
sebagai berikut: (a) Perbanyak praktek
lapangan. (b) Melakukan demonstrasi atau
pertunjukan langsung terhadap
suatu proses. (c)
Membuat model ataucontoh-contoh. (d) Belajar
tidak harus duduk
secara formal, bisa
dilakukan dengan duduk dalam
posisi yang nyaman,
walaupun tidak biasa
dilakukan oleh murid-murid
yang lain. e) Perbanyak praktek di laboratorium. (f) Boleh menghapal sesuatu sambil bergerak,
berjalan atau mondar-mandir misalnya. (g) Perbanyak
simulasi dan role
playing. (h) Biarkan murid berdiri saat menjelaskan sesuatu.
Cara Untuk Mengenal Atau Mengetahui Gaya Belajar Siswa
Cara untuk mengenal atau mengetahui gaya belajar siwa menurut Wijaya Kusumah dalam http://www.gayabelajar.net bisa
kita lakukan antara lain melalui:
1) Menggunakan
observasi secara mendetail terhadap
setiap peserta didik melalui
penggunaan berbagai metode
belajar mengajar di
kelas. Untuk mengenal
peserta didik yang mempunyai gaya
belajar auditori, gunakanlah
metode ceramah secara
umum. Selanjutnya perhatikan dan catatlah
peserta didik yang betah
mendengarkan dengan tekun hingga akhir. Dari sini kita bisa mengklasifikasikan secara
sederhana tipe-tipe peserta didik dengan gaya auditori yang lebih
menonjol.
2) Dengan memberikan
tugas kepada peserta
didik untuk melakukan pekerjaan yang
membutuhkan proses penyatuan
bagian-bagian yang terpisah,
misalnya menyatukan model rumah
yang bagian-bagiannya terpisahkan.
Ada tiga pilihan
cara yang bisa dilakukan dalam
menyatukan model rumah ini, (1) adalah melakukan praktek langsung dengan mencoba
menyatukan bagian-bagian rumah
ini setelah melihat
potongan-potongan yang ada; (2)
adalah dengan melihat
gambar desain rumah
secara keseluruhan, baru
mulai menyatukan; dan (3) adalah membaca
petunjuk tertulis langkah-langkah yang
diperlukan untuk membangun rumah tersebut dari awal hingga akhir.
3) Melakukan survey atau
tes gaya belajar. Tes
gaya belajar ini
biasanya menggunakan jasa konsultan atau psikolog tertentu. Karena tes gaya belajar ini menggunakan
metodologi yang sudah
cukup teruji, biasanya
survey atau tes
gaya belajar semacam ini mempunyai
akurasi yang tinggi
sehingga memudahkan bagi
guru untuk segera
mengenal gaya belajar peserta
didik.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gaya belajar siswa
Menurut
Rita Dunn dalam (Sugihartono, 2007) pelopor
di bidang gaya belajar yang lain
telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi Gaya belajar siswa, dianatranya: fisik, emosional, sosiologis, dan
lingkungan. Sebagian orang dapat belajar dengan baik dalam cahaya yang terang,
sedangkan yang lain baru dapat belajar jika pencahayaan suram. Ada sebagian
orang paling baik menyelesaikan tugas belajarnya dengan berkelompok, sedangkan
yang lain lebih memilih belajar sendiri karena dirasa lebih efektif. Sebagian
orang memilih belajar dengan latar belakang iringan musik, sementara yang lain
tidak dapat belajar kecuali jika dalam suasana sepi. Ada orang yang memilih
lingkungan kerjanya teratur dengan rapi, tetapi yang lain selalu menggelar
segala sesuatunya agar semuanya dapat terlihat.
Sedangkan
menurut David Kolb dalam Ghufron dan Risnawati, Gaya
belajar siswa dipengaruhi oleh tipe
kepribadian, kebiasaan atau
habit, serta berkembang sejalan
dengan waktu dan
pengalaman.
Berdasarkan
penjelasan di atas, banyak faktor yang dapat mempengaruhi cara dan gaya belajar siswa. Di samping faktor
yang ada di dalam diri orang itu sendiri (faktor intern), banyak pula faktor-faktor yang berasal dari
luar individu itu sendiri (faktor ekstern).
Faktor-faktor
1) Faktor-faktor
intern yang mempengaruhi gaya belajar
siswa
a) Faktor
jasmaniah
Faktor jasmaniah
mencakup dua bagian yaitu kesehatan dan
cacat tubuh. Faktor kesehatan berpengaruh pada kegiatan belajar. Proses belajar
akan terganggu jika kesehatan seseorang
terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing,
mengantuk bila badannya lemah, kurang
darah ataupun ada gangguan pada alat indera serta tubuh. Sedangkan cacat tubuh
adalah sesuatu yang menyebabkan kurang
baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat itu bisa berupa buta, setengah
buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, lumpuhdan lain-lain. Keadaan cacat
tubuh demikian juga mempengaruhi
kegiatan belajar seseorang.
b) Faktor
psikologis
Sekurang-kurangnya
ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi
belajar. Faktor-faktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan.
c) Faktor
kelelahan
Kelelahan pada
manusia walaupun susah dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan
jasmani terlihat dengan menurunya daya tahan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani
dapat dilihat dengan adanya kurangnya minat belajar, kelesuan dan kebosanan
untuk belajar, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Faktor
kelelahan dalam diri seseorang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu cara atau
gaya belajar yang berbeda.
2) Faktor-faktor ekstern
a) Faktor
keluarga
Seseorang yang
belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tu a mendidik,
relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang
akan mempengaruhi cara atau gaya belajar
siswa antara lain metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan
siswa dengan siswa, disiplin atau tata tertib sekolah, suasana belajar, standar
pelajaran, keadaan gedung, letak sekolah, dan lainnya. Faktor guru misalnya, kepribadian
guru, kemampuan guru memfasilitasi siswa dan hubungan antara guru dengan siswa turut
mempengaruhi cara atau gaya belajar
siswa.
c) Faktor
masyarakat
Masyarakat merupakan
faktor ekstern yang juga mempengaruhi terhadap gaya belajar siswa. Faktor-faktor masyarakat yang mempengaruhi cara
atau gaya belajar siswa meliputi
kegiatan peserta didik dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan
bentuk kehidupan masyarakat.
boleh tau dimana saya memperoleh lieratur2 diatas gan? trims
Di hatimu bro...