Salah satu kegiatan
dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran menulis di sebagian besar sekolah dari mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi
masih kurang diberikan. Buktinya, dalam pembelajaran di kelas masih ditemukan
siswa kurang mampu menuangkan ide atau gagasan dalam karangan. Hal ini
disebabkan mungkin guru hanya memberikan teori-teori menulis. Siswa tidak secara langsung diajarkan menulis. Selain itu, buku-buku pegangan dan buku teks pelajaran menulis masih sedikit.
Pembelajaran menulis merupakan suatu keterampilan
menggunakan bahasa secara tertulis. Menurut Parera (1996:26) keterampialan menulis adalah hasil dari keterampilan
mendengar, berbicara, dan membaca. Hal ini ditegaskan oleh Akhadiah (1998:26)
yang menyatakan menulis adalah suatu
proses yaitu proses penulisan.
Menulis mempunyai
hubungan yang erat dengan membaca,
karena membaca memberikan berbagai informasi yang sangat dibutuhkan
seorang penulis. Karena itu, seorang penulis harus mempunyai kepekaan tertentu. Seperti yang
diungkapkan oleh Marahimin (1994:8) yaitu kepekaan bahasa yang mencakup
tulisan, paragraf, kalimat, arti kata, arti kiasan, bunyi kata dan tanda baca.
Kedua, kepekaan materi dan bentuk tulisan. Pendapat di atas diperkuat oleh
Liang Gie (1992:17) yang menyatakan mengarang adalah keseluruhan rangkaian
kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa
tulis kepada pembaca untuk dipahami.
Menulis disebut
juga mengarang karena keduanya sama-sama menggunakan bahasa tertulis untuk
menyampaikan gagasan, pikiran, dan perasaan. Hal ini terkandung dalam pendapat
Caraka (1971:8).
Mengarang adalah
mengungkapkan sesuatu secara jujur tanpa rasa emosional yang berlebihan,
realitas dan tidak menghambur-hamburkan kata secara tidak perlu. Pengungkapan
mesti jelas dan teratur, sehingga meyakinkan para pembaca. Maka uraian harus
mencerminkan, bahwa si pengarang sungguh-sungguh mengerti dan menghayati apa yang sedang diuraikankannya
itu.
Dari uraian di atas,
dapat diartikan bahwa menulis itu
merupakan hasil dari membaca, mendengar, dan berbicara yang diungkapkan dalam
bentuk tulisan. Sebelum belajar menulis,
siswa harus menguasai kata, kalimat, paragraf, arti kiasan dan tanda baca. Agar
hasil menulis mudah dipahami oleh
pembaca, maka dalam menulis harus
menggunakan kalimat yang efektif.
Pembelajaran menulis dapat dilakukan dengan latihan
yang terus-menerus sampai siswa mempunyai kemampuan menulis. Berikanlah latihan menulis
pada siswa sampai mampu menulis
dengan baik. Pembelajaran menulis
perlu memperhatikan beberapa prinsip di bawah ini.
- Menulis tidak dapat dipisahkan dari membaca.
- Pembelajaran menulis adalah pembelajaran disiplin berpikir dan disiplin berbahasa.
- Pembelajaran menulis adalah pembelajaran tata tulis atau ejaan tanda baca bahasa Indonesia.
- Pembelajaran menulis berlangsung secara berjangka, bermula dari menyalin sampai menulis ilmiah (Parera,1996:26)
Dikatakan bahwa menulis
adalah usaha untuk berkomunikasi yang mempunyai aturan main serta
kebiasaan-kebiasaannya sendiri (Marahimin, 1994:13). Jadi menulis
merupakan alat komunikasi tidak langsung dalam bentuk tulisan. Pendapat lain
mengatakan bahwa menulis adalah
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung, tidak tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegitan produktif dan ekspresif (Tarigan,
1986:3). “Menulis merupakan suatu
proses. Oleh karena ia merupakan satu proses, maka menulis harus mengalami tahap prakarsa, tahap pelanjutan, tahap
revisi, dan tahap pengakhiran. Tahap ini dibedakan dalam pratulis, tahap
penulisan, tahap perbaikan, dan tahap pengakhiran atau penyelesaian” (Parera,
1982:1). Jadi, menulis merupakan
suatu keterampilan berbahasa secara tertulis.
Dalam pembelajaran menulis, seorang guru mempunyai
strateginya agar tujuan menulis
dapat tercapai menurut Ellis dan Sinclair dalam Tarigan (1993:200) bahwa
strategi pengajaran menulis:
- Personal Strategis yang digunakan adalah:
- Pengumpulan model berbagai tipe penulisan (pengelompokkan, perluasan pengetahuan tentang wacana).
- Bayangkan membaca dalam hai (perencanaan organisasional)
Risk Taking yang
digunakan adalah:
- Penggunaan kosakata yang telah yang telah diketahui dan struktur-struktur yang telah dikuasai.
- Pembentukan komposisi secara langsung di dalam bahasa sasaran.
- Pembuatan revisi.
Getting Organized yang
digunakan adalah:
- Pengorganisasian sumber
- Pengorganisasian materi
- Pengorganisasian waktu
Dari pendapat para ahli
dapat diartikan pengertian menulis
merupakan hasil dari membaca, mendengar, dan berbicara yang digunakan sebagai
alat komunikasi tidak langsung dalam bentuk tulisan.
Berdasarkan uraian di
atas, juga dapat diambil langkah-langkah dalam menulis, yaitu pertama guru harus merumuskan tujuan yang akan
dicapai dalam pembelajaran menulis.
Kedua, menulis diajarkan setapak
demi setapak dengan menggunakan metode tertentu. Ketiga, teori diberikan
diikuti dengan penerapannya. Oleh karena itu, latihan diberikan sebanyak-banyaknya.
Keempat siswa harus sudah menguasai kata, kalimat, paragraf, tanda baca, dan
guru harus dapat menentukan evaluasi sesuai dengan unsur-unsur karangan.
Bentuk kegiatan menulis yang dipelajari di sekolah
meliputi menulis narasi, deskripsi, argumentasi, persuasi, dan
eksposisi. Salah satu bentuk kegiatan menulis
yang sering dipelajari di sekolah ialah menulis
deskripsi. Deskripsi berurusan dengan hal-hal kecil yang ditangkap oleh panca
indera. Karangan deskripsi merupakan
karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda sebagai adanya
(Finoza, 2001:192).
Pernyataan ini
diperkuat oleh Nursito (1999:40), bahwa: deskripsi (perian)
adalah karangan yang melukiskan sesuatu objek dengan keadaan sebenarnya
sehingga pembaca dapat menggambarkan (melihat, mendengar, merasakan, dan
mencium) apa yang dimaksudkan sesuai dengan citra penulisnya.
Mengarang
deskripsi seperti membuat teks laporan deskripsi berarti
memindahkan apa yang dialami, dilihat, dan dirasakan oleh pennulis sehingga
pembaca mempunyai imajinasi yang sama dengan apa yang dilihat dan dirasakan
penulis. Hal ini, sesuai dengan yang diungkapkan Marahimin bahwa deskripsi adalah pemaparan atau
penggambaran dengan kata-kata tentang suatu benda, tempat, suasana atau keadaan
(Marahimin, 1994:13). Seorang penulis deskripsi
mengharapkan pembacanya dapat mendengar, melihat, mencium dan merasakan yang
sama denngan penulis jika membaca tulisan penulis. Tentang deskripsi Parera (1987:5) menjelaskan:
Deskripsi adalah
suatu karangan bnetuk yang hidup dan berpengaruh. Karangan deskriptif berhubungan
dengan pengalaman panca indra, seperti penglihatan, pendengaran, perabaan,
penciuman, dan perasa. Deskripsi
memberikan gambaran tentang peristiwa atau kejadian dan masalah.
Deskripsi seperti laporan teks deskripsi berusaha untuk menggambarkan suatu objek
sesuai dengan keadaan sebenarnya, misalnya tentang keadaan pasar yang hiruk
pikuk sehingga pembaca pun seolah-olah berada di pasar yang diceritakan penulis. Deskripsi
atau pemerian merupakan suatu bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para
penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan
(Keraf, 1982:93).
Dalam deskripsi penulis memindahkan
kesan-kesan memindahan hasil penngamatan dan perasaannya kepada pembaca. Ia
menyampaikan sifat semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada objek ke
dalam bentuk tulisan.
Dari uraian di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa menulis
deskripsi adalah usaha untuk
berkomunikasi secara tertulis dengan menggambarkan atau melkiskan apa yang
dilihat, didengar, dirasakan, dan dicium oleh penulis tentang objek yang
dimaksud agar pembaca mempunyai imajinasi yang sama dengan penulis. Jadi, untuk
mengetahui hasil menulis siswa
termasuk deskripsi atau bukan, dapat
dilihat dari beberapa kriteria yaitu dapat menggambarkan objek yang dimaksud,
dapat menyampaikan sufat dan wujud objek secara terperinci, dan dapat
menimbulkan imajinasi yang sama antara penulis dan pembaca. Dalam menulis dituntut pengetahuan dan
keterampilan, keterampilan menulis
yaitu penggunaan kalimat efektif, diksi atau pilihan kata, ejaan dan tanda baca.
Seorang guru
tentu menginginkan hasil belajar yang
diperoleh muridnya ada perubahan. Hasil belajar merupaan penguasaan terhadap
materi pelajaran-pelajaran atau keterampilan yang telah dipelajari melalui
proses belajar mengajar yang panjang. Hasil belajar adalah ”perubahan yang
relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku
suatu organisme sebagai hasil pengalaman (Muhibin Syah, 1995:99). Diperkuat
oleh Sudiarto dalam Waluyo, bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam
mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang
ditetapkan (Waluyo,1987:24)
Berdasarkan analisis
teori-teori di atas, maka yang dimaksud dengan hasil belajar menulis deskripsi adalah kemampuan menyusun atau mengorganisasikan buah
pikiran yang didapatkan dengan cara menggambarkan atau melukiskan yang dilihat,
didengar, dan dicium oleh penulis tentang obyek yang dimaksud, agar pembaca
mempunyai imajinasi yang sama dengan penulis.
Tidak ada komentar
Posting Komentar