BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan
masalah yang universal dan mengambil bagian yang sangat penting dalam proses
pembangunan. Tanpa adanya manusia terdidik, sehat, kuat fisik dan mental
mustahil pembangunan dapat berhasil.
Apabila dilihat dari
perincian tujuan nasional, maka akan tampak bahwa tujuan pendidikan nasional
mencakup aspek kognitif, diantaranya kecerdasan, aspek afektif adalah budi
pekerti, kepribadian, sedangkan aspek psikomotor mencakup keterampilan.
Untuk mencapai
tujuan-tujuan pendidikan tersebut tidaklah mudah, upaya-upaya yang terencana
sangat diperlukan untuk dilaksanakan, pada saat ini pemerintah telah menerapkan
kebijakan pelaksanan kurikulum baru yang disesuaikan dengan tuntutan jaman. Kebijakan itu ditandai dengan pelaksanaan
Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) yang perumusan dan penentuan
materinya disusun oleh satuan pendidikan atau sekolah sebagai pelaksana
kegiatan pembelajaran.
Dalam Kurikulum
tingkat satuan pendidikan ini terdapat
standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, dan materi pokok untuk msing-masing mata pelajaran. Dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru harus
berpediman pada kurikulum
tersebut, sehingga diharapkan siswa akan dapat mencapai standar
kompetensi pada masing-masing mata pelajaran, dan tujuan dari pembelajaran
tersebut dapat tercapai.
Agar tercapai tujuan
tersebut guru dituntut untuk
kreatif dan inovatif dalam kegiatan
pembelajaran, baik dalampenggunaan media maupun strategi dan pendekatan
pembelajaran itu sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut, setiap pendidik atau
guru hendaknya banyak belajar dari pengalaman.
Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial. Melalui mata pelajaran IPS
peserta didik diarahkan untuk menambah wawasan, karena dimasa yang akan datang
perserta didik akan menghadapi tantangan berat bagi kehidupannya masyarakat
global selalu menghadapi perubahan setiap saat.
Harapan tersebut
ternyata belum nampak pada siswa kelas IV SD XX
Kecamatan XYXY XYXY, dalam belajar IPS siswa sepertinya baru 40% yang
tertarik, selebihnya 60% kurang tertarik, alasan yang sering mereka keluhkan
antara lain materi pelajaran IPS terlalu banyak, susah untuk dihapalkan dan
dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan.
Untuk mengatasi
masalah tersebut sebenarnya sudah dilakukan dengan tanya jawab, pemberian
tugas, membuat rangkuman dan mengerjakan LKS.
Namun demikian belum nampak hasilnya. Oleh karena itu saya mencoba
menerapkan sebuah pendekatan yang membuat siswa lebih tertarik dan senang dalam
mengikuti pelajaran IPS. Model
pembelajaran tersebut yaitu model pembelajaran Examples Non Example.
B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi
Masalah
Hasil
belajar siswa kelas IV SD Negeri XX pada
mata pelajaran IPS rendah, hal ini disebakna oleh :
Proses
pembelajaran kurang menarik, karena tidak menggunakan media dalam pengajaran.
Motivasi
siswa rendah, karena hanya sebagian kecil siswa yang terlibat aktif dalam
proses pembelajaran.
Nilai yang
diperoleh siswa sebanyak 40% yang tertarik, selebihnya 60% kurang tertarik.
Hanya 42.10
% dan 8 orang siswa mendapatkan nilai > 6,3.
2. Perumusan Masalah
Bagaimanakah
penerapan model Examples Non Examples dapat meningkatkan pemahan siswa kelas IV
SD Negeri XX , terhadap pengertian dan contoh sumber daya alam yang dapat
diperbaharui ?
Apakah pemahaman
siswa tentang topik Sumber Daya
Alam yang dapat diperbaharui pada mata
pelajaran IPS dan Sumber Daya Alam yang
tidak dapat diperbaharui dapat meningkat
melalui model pembelajaran examples non examples?
Pemecahan
Masalah
Permasalahan
yang terjadi di kelas IV SD Negeri XX pada mata pelajaran IPS dalam topik Sumber
Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi dapat diatasi dengan cara :
Penggunaan
strategi pembelajaran komparatif dengan dilengkapi penggunaan media gambar yang
menarik dan relevan dengan pokok bahasan
Penggunaan
media gambar dapat memperjelas paparan guru, sehingga konsep yang diajarkan menjadi
lebih nyata.
C. Tujuan Penelitian
Untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Sumber Daya Alam yang
dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui ?
Siswa
dapat mengidentifikasi Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat
diperbaharui ?
D. Manfaat Penelitian
Untuk Guru
Sebagai
evaluasi diri dalam memberikan proses pembelajaran
Guru dapat
berkembang secara profesional, sehingga mampu menilai dan memperbaiki kegiatan
pembelajaran.
Untuk
Siswa
Anak
terampil mengidentifikasi sumber daya alam yang
dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui.
Meningkatkannya
semangat belajar sehingga prestasi belajar meningkat
Untuk
Sekolah
Menjadi
masukkan bagi pengembangan program pengajaran di waktu yang akan datang.
Meningkatkan
kualitas sekolah sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah
makin baik.
E. Definisi
operasional
Untuk
menghindari kesimpang siuran pengertian dari istilah- istilah dalam judul
penelitian ini, saya menitik beratkan pada peningkatan pemahaman siswa tentang topik Sumber Daya
Alam dan kegiatan ekonomi pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri XX melalui pendekatan Examples Non examples.
Peningkatan
menurut Hasan Alwi (2001 : 279) dijelaskan bahwa, menaikkan (derajat, taraf
dsb.) memperbaiki, memperhebat.
Pemahaman,
menurut Hasan Alwi (2001 : 447) dijelaskan bahwa, proses, cara, perbuatan
memahami atau memahamkan.
Pendekatan,
menurut Hasan Alwi (2001 :
462)dijelaskan bahwa, proses, cara, perbuatan mendekati (hendak berdamai,
bersahabat).
Sumber
Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi, menurut Tri (2004 : 15) dijelaskan bahwa
kekayaan alam yang menjadi sumber devisa Negara.
Examples
Non Examples menurut Rahman (2004 : 5) dijelaskan bahwa, suatu pendekatan
pembelajaran dengan menggunakan media gambar-gambar sebagai contoh
pembelajaran.
BAB II KAJIAN TEORI
PUSTAKA
A. Strategi Belajar
Kooperatif
Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti
: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar
realitas dan fenomena sosial yangmewujudkan satu pendekatan interdisipliner
dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi,
ekonomi, politik, hukum dan budaya). IPS atau studi sosial itu merupakan bagian
dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu
sosial : sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, filsafat dan
psikologi sosial.
Geografi, sejarah dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran
geografi memberikan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan
sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode. Antropologi meliputi
studi-studi komparatif yang berkenaan
dengan nilai-nilai, kepercayan, struktur
sosial, aktivitas aktivitas ekonomi, organisasi politik,
ekspresi-ekspresi dan spiritual teknologi dan benda-benda budaya dari
budaya-budaya terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada
aktivitas-aktivitas yang berkenaan
dengan pembuatan keputusan. Sosiologi
dan psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku seperti konsep-konsep seperti konsep
peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan control sosial. Secara
intensif konsep-konsep seperti ini digunakan ilmu-ilmu sosial dan studi-studi
sosial.
Proses pembelajaran
yang efektif dan efisien akan tercapai jika komponen-komponen pembelajaran
didalamnya dapat bersinergi dengan baik.
Komponen pembelajaran yang paling penting dalam pembelajaran itu adalah
guru. Karena guru merancang perencanaan pembelajaran dengan cara
mengkombinasikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan, strategi dan media yang
digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga proses tersebut menjadi menarik
dan menyenangkan bagi siswa.
Motivasi belajar
siswa sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran, karena belajar tanpa
motivasi akan sulit untuk memahami konsep atau fakta yang terdapat dalam materi
pembelajaran (bahan ajar). Oleh sebab
itu penggunaan media yang menarik sangat dibutuhkan untuk mendorong motivasi
belajar siswa.
Dalam penggunaan
media juga harus mempertimbangkan beberapa hal yakni, situasi dan kondisi,
sekolah, dana yang tersedia untuk pengadaab media, waktu yang tersedia,
relevansi bahan ajar dengan media yang digunakan, serta kemampuan guru dalam
mengoperasikan atau menggunakan media tersebut.
Media yang paling mudah dan sederhana didapat adalah media gambar.
“gambar merupakan
salah satu media pengajaran yang amat dikenal dalam setiap kegiatan pengajaran,
hal ini disebabkan kesederhanaannya tanpa memerlukan perlengkapan dan tidak
perlu diproyeksikan untuk mengamatinya.” (Sudjana, 1985:71)
Selain menumbuhakan
motivasi gambar juga merupakan alat untuk memperjelas dan memperkuat fakta yang
dijelaskan guru seperti pernyataan dibawah ini.
”Media grafis
didefinisikan sebagai media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara
jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan kata-kata dan
gambar-gamabar”(Sujana,Nana:2001:68)
Berdasarkan kedua pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar merupakan media pembelajaran yang
sangat sederhana dapat digunakan untuk mengupayakan peningkatan motivasi
belajar siswa, terutama di sekolah yang memiliki kondisi dan dana yang sangat
terbatas untuk penyediaan media pengajaran. Atas
pertimbangan kondisi dan dana tersebut media gambar dapat menjadi pilihan
utama, dengan alasan :
Gambar mudah
didapatkan baik dari Koran, majalah atau media cetak lainnya.
·
Cara memperoleh gambar tidak perlu
menyediakan biaya yang banyak.
·
Dalam kondisi dan situasi yang minim dana
serta dimanapun letak sekolah akan mudah mendapatkan gambar.
·
Gambar dapat digunakan untuk berbagai jenjang
pendidikan, dari TK sampai ke perguruan tinggi serta berbagai disiplin ilmu.
Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan guru dalam menggunakan media pengajaran untuk mempertinggi
kualitas pengajaran, yaitu :
·
Guru perlu memiliki pemahaman tentang media
pengajaran antara lain jenis dan manfaat media pengajaran.
·
Guru terampil membuat media pengajaran
sederhana untuk keperluan pengajaran terutama media da untuk keperluan
pengajaran terutama media dan dimensi atau media grrafafis.
·
Pengetahuan dan keterampilan dalam menilai keefekifan
penggunaan media dalam pengajaran.
Menilai keefektifan media pengajaran penting bagi guru agar ia bias
menentukan apakah penggunaan media mutlak diperlukan atau tidak selalu diperlukan
dalam pengajaran sehubungan dengan prestasi belajar yang dicapai.
B. Kajian Hasil
Belajar
Tujuan utama Ilmu Pengetahuan
Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap
masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif
terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi sehari-hari yang menimpa
dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program
pelajaran IPS di sekolah di organisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan
tersebut dapat dirinci sebagai berikut
(Awan Mutakin, 1998).
·
Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap
masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah
dan kebudayaan masyarakat. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu
menggunakan metode yang di adaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
·
Mampu menggunakan model-model dan proses
berpikir serta membuat keputusan untuk
menyelesaikan isu dan maslah yang berkembang dimasyarakat.
·
Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan
masalah-masalah sosial,serta mampu membuat analisis yang kritis,selanjutnya mampu
mengambil kegiatan yang tepat. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga
mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab
membangun masyarakat.
Pendekatan
pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan pendekatan interdisipliner.
Model pembelajaran terpadu pada hakekatnya merupakan suatu sistem pembelajaran
yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan konsep
serta prinsip-prinsip secara holistic dan otentik (Depdikbud, 1996 : 3). Salah
satu diantaranya adalah memadukan
Kompetensi Dasar melalui pembelajaran terpadu siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga
dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan dan memproduksi kesan-kesan
tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian siswa terlatih untuk dapat
menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari.
Pada pendekatan
pembelajaran terpadu, program pembelajaran disusun dari berbagai cabang ilmu
dalam rumpun ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran terpadu, dalam hal ini,
dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian
dilengkapi, dibahas, di perluas dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Topik
atau tema dapat dikembangkan dari isu, peristiwa dan permasalahan yang berkembang.
Bisa membentuk permasalahan yang dapat di lihat dan dipecahkan dari berbagai disiplin ilmu atau sudut
pandang, contohnya banjir,pemukiman kumbuh,potensi pariwisata,Iptek,mobilitas
sosial, Modernisasi, Revolusi yang dibahas dari berbagai disiplin ilmu sosial.
Hasil belajar yang
baik harus memperhatikan hal-hal berikut :
·
Menimbulkan motivasi belajar siswa baik
intrinsic maupun ekstrinsik. Dengan cara
mendorong siswa memahami pentingnya materi pelajaran dalam kehidupan siswa
secara nyata.
·
Menciptakan lingkungan belajar yang nyaman
dan kondusif bagi tumbuhnya motivasi intrinsic siswa. Misalnya melalui pemaparan yang menarik
disertai penggunaan media atau model gambar yang menarik.
·
Menciptakan strategi pelajaran yang
memungkinkan siswa yang memiliki karakter/tipe belajar yang berbeda dapat
menyalurkan gaya belajarnya melalui belajar kooperatif dalam kelompok belajar
dengan memberikan tugas kepada setiap siswa.
C. Kerangka Berpikir.
Agar prose belajar
berlangsung efektif, semua faktor internal dan eksternal harus diperhatikan
oleh setiap guru. Faktor internal meliputi bakat, kecerdasan (intelektual),
emosional (spiritual), minat, motivasi, sikap, dan latar belakang sosial
ekonomidan budaya. Faktor eksternal meliputi tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, strategi dan metode media / alat peraga, pengorganisasiankelas
penguatan, iklim sosial kelas, waktu, system dan teknik evaluaasi, pandangan
dan sikap guru dan upaya guru dalam menangani kesulitan belajar siswa.
Demikian banyak
faktor yang mempengaruhi belajar siswa, interaksi antar faktor-faktor tersebut akan berpengaruh
pada kualitas proses dan hasil belajar siswa. Akan tetapi, dalam hal ini ada
sebuah keyakinan dalam konteks revolusi belajar (peterkline, depdiknas , 2002 :
6). Bahwa belajar akanefektif jika dilakukan dalam suasana menyenangkan. Proses
belajar mengajar bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bahan yang menyangkut
bahan pelajaran, kemampuan dalam keterampilan, dan mengembangkan nilai dan
sikap positif.
Bahan pelajaran IPS,
khususnya untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang Sumber Daya Alam yang
dapat di perbaharui dan tidak dapat diperbaharui yang ada kaitannya dengan kegiatan ekonomi.
Berdasarkan uraian
diatas untuk meningkatkan pemahaman siswa dlam hal ini penulis akan mencoba menerapkan
metode lain dalam memberikan materi pembelajaran kelas. Karena metode mengajar
mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pembelajaran, seperti yang
dikemukakan oleh N.A. ametembun (1974 : 155) sebagai berikut. “……Metodelogi
yang dipergunakan merupakan salah satu
faktor penting. Bahkan mungkin menentukan berhasil atau gagal seorang
guru”.
Untuk metode yang
akan penulis coba terapkan adalah metode model pembelajaran Examples Non
Examples dengan metode ini diharapkan siswa tidak merasa jenuh dan lebih
bersemangat dalam belajar.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap masalah terhadap masalah penelitian, yang
kebenarannya diuji secara empiris , Nazir dalam semi (1993:38), berdasarkan
pendapat tersebut diatas, hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut
: Jika pembelajaran examples dan non examples dioptimalkan. maka dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang topik
Sumber Daya Alam yang dapat di perbaharui dan Sumber Daya Alam yang tidak dapat
diperbaharui.
Jika model pembelajaran model Examples dan non Examples di
terapkan, maka dapat meningkatkan Pemahaman siswa kelas IV SD Negeri XX .
BAB III METODA
PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan
dalam penelitina ini adalah metode kualitatif yang memungkin dapat melukiskan
kemungkinan-kemungkinan alternative dari deskripsi yang disajikan.
Secara operasional
kegiatan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas melalui beberapa
tahapan/siklus yang kegiatannya terkait antara satu dengan yang lainnya.
“Berdasarkan model
Kemmis dan Mc Taggart, setiap siklus terdiri dari 4 komponen yaitu perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi” (Edi Yusnandar dan Nur’aeni, 2005:20).
Rencana : Langkah-langkah
yang dipersiapkan peneliti sebelum tindakandilakukan
Tindakan : Apa
yang di lakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan
atau perubahan yang diinginkan.
Observasi : Mengamati
hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.
Refleksi : Peneliti
mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau
dikenakan terhadap siswa.
Dalam penelitian
hasil pembelajaran ini menggunakan patokan nilai 6 sampai dengan 10, artinya
bahwa siswa dianggap lulus apabila telah
menguasai 60 % keatas dari seluruh materi.
B. Lokasi dan Subyek
Penelitian
Lokasi Penelitian
Lokasi pelaksanaan
pembelajaran yang menjadi bahan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah di
SD XX Kecamatan XYXY XYXY Kabupaten XYXYXY
, yang pelaksanaannya dilakukan selama jam pelajaran penjas 2 kali pertemuan 4
X 35 menit.
C. Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek
dalam pembelajaran ini adalah siswa kelas IV semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010
yang terdiri dari 19 orang, 10 orang
laki-laki dan 9 orang perempuan.
D. Teknik Pengumpulan
Data
Dalam rangka pengumpulan data, untuk
kemudian di olah dan di analisa sudah barang tentu di perlukan suatu alat. Alat
pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dengan menggunakan pengamatan
langsung selama proses pembelajaran. Format pengumpulan
datanya adalah dua aspek penilaian unjuk kerja
(tes tertulis) dan penilaian proses.
E. Prosedur
Penelitian
Penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas 2 siklus
masing – masing meliputi:
·
Tahap perencanaan tindakan
·
Pelaksanaan tindakan
·
Observasi dan refleksi
Alur pelaksanaan
tindakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
A. Proses tindakan
Pra Siklus
Identifikasi
Masalah
Mengamati
proses belajar mengajar di kelas
Mengamati
keaktifan siswa di kelas
Mengamati
alat peraga yang digunakan oleh siswa
Nilai pada
saat evaluasi hanya mencapai rata-rata 5,7.
Analisis
fakta temuan
Menyesuaikan
rincian masalah yang timbul selama pembelajaran
Memformulasikan
hipotesis tindakan
Pada tahap
ini peneiti bersama guru juga Kepala sekolah mendiskusikan rencana untuk
menindak lanjuti hal-hal yang diperoleh pada saat observasi
Siklus I
Perencanaan
Berdasarkan
hasil diskusi yang diperoleh perencanaan yaitu :
·
Menyusun rencana pembelajaran (RPP)
·
Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan.
·
Menyusun lembaran evaluasi/observasi.
Tindakan
·
Absensi Siswa
·
Guru menyiapkan gambar-gambar yang sesuai
dengan materi pembelajaran
·
Guru memperlihatkan gambar-gambar yang sesuai
dengan materi pembelajaran kepada siswa
·
Guru memberi petunjuk atau penjelasan dan
memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan atau menganalisis
gambar-gambar yang diperlihatkan
·
Siswa berdiskusi kelompok untuk menganalisis
gambar, hasil diskusi dicatat oleh kelompok masing-masing
·
Setiap kelompok secara bergilir membacakan
hasil diskusinya
·
Dari hasil diskusi siswa guru menjelaskan
materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran
·
Guru membuat kesimpulan
·
Guru melakukan observasi melalui lembaran
observasi yang sudah di siapkan
Observasi
Pada tahap
ini muli mengamati proses dan hasil belajar siswa diantaranya:
·
Seluruh aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung
·
Kesulitan yang dialami siwa
·
Keadaan atau situasi kelas
Refleksi
Pada tahap
ini peneliti mengambil atau mengumpulkan data, penilaian tidak hanya dilakukan
untuk menilai hasil saja tetapi juga proses pembelajaran yang dilakukan siswa
juga di nilai. Penilaian hasil dilaksanakan untuk mengumpulkan informasi tentang
pencapaian kompetensi. Tujuan penilaian untuk mengukur peningkatan pemahaman
siswa mencapai kompetensi belajar serta memberikan umpan balik terhadap
jalannya pembelajaran dengan pendekatan Examples Non Examples.
Siklus II
Perencanaan
Pada tahap
ini sasaran utamanya adalah pembiasaan dan mengulang kembali pada siswa untuk
terlibat secara aktif dalam pembelajaran pendekatan Examples Non Examples dalam pembelajarannya.
Pelaksanaan
Tindakan
Pada
siklus II pelaksanaan tindakan akan disesuaikan dengan hasil refleksi sebagai
prediksi, langkah-langkah tindakan sebagai berikut
·
Absensi siswa
·
Apersepsi
·
Guru meminta gambar-gambar yang sesuai, yang
telah ditugaskan kepada siswa untuk mempersiapkan dan di bawa ke sekolah
·
Siswa memperlihatkan gambar-gambar yang
sesuai dengan materi pelajaran kepada siswa lainnya (teman-temannya).
·
Guru memberi petunjuk atau penjelasan dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan atau menganalisis gambar-gambar yang telah diperlihatkan.
·
Siswa berdiskusi kelompok untuk menganalisis
gambar, hasil diskusi di catat oleh kelompok masing-masing.
·
Setiap kelompok secara bergilir membacakan
hasil diskusinya.
·
Dari hasil diskusi siswa, guru menjelaskan
materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran.
·
Guru membuat kesimpulan.
·
Guru melakukan observasi dan evaluasi melalui
lembaran evaluasi yang sudah di sediakan.
Observasi
·
Pada tahap ini peneliti mengamati
dmembandingkan dengan siklus I proses dan hasil belajar siswa.
Refleksi
·
Pada tahap ini peneliti kembali mengambil
atau mengumpulkan, penilaian untuk lebih menfaatkan pendekatan Examples Non
Examples.
BAB IV HASIL
PENELITIAN
A. Pelaksanaan
Tindakan
Pelaksanaan tindakan
siklus I dilakukan dalam satu kali pertemuan, siswa di kelompokkan menjadi
beberapa kelompok dengan masing-masing jumlah kelompok sebanyak 5 orang. Setiap
kelompok dipimpin oleh satu orang ketua dan satu orang sekretaris. Pembuatan
kelompok dimaksudkan agar aktivitas dan kreatifitas siswa lebih
terkontrol. Sedangkan untuk mengetahui tingkat kemajuan belajar anak dilakukan
tes sesudah pertemuan kegiatan belajar.
Secara garis besar kegiatan yang
berkaitan dengan pembelajaran pendekatan Examples Non Examples yang akan
dilakukan untuk setiap kali pertemuan
meliputi :
·
Pada awal pemebelajaran guru mengadakan
absensi siswa .
·
Guru menyiapkan gambar-gambar
·
Guru memperlihatkan gambar-gambar yang sesuai
dengan materi pembelajaran kepada siswa
·
Guru memberikan petunjuk penjelasan dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan menganalisis
gambar-gambar yang diperlihatkan.
·
Siswa berdiskusi kelompok untuk menganalisis
gambar hasil diskusi di catat oleh kelompok masing-masing.
·
Setiap secara bergilir membacakan hasil
diskusinya
·
Dari hasil diskusi siswa guru menjelaskan
materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran
·
Guru membuat kesimpulan sebagai catatan bagi
anak
·
Guru melakukan observasi yang sudah di
sediakan.
Kegiatan yang berlangsung selama
proses belajar mengajar di tampilkan pada gambar 2. Pada gambar tersebut di
visualisasikan guru sedang memberikan pembelajaran mengenai materi atau topik
pembelajaran Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat
diperbaharui di SD XX Kelas IV yang
menjadi kegiatan dalam penelitian tindakan kelas (PTK).
Pada langkah berikutnya murid di buat
beberapa kelompok dengan cara acak setiap kelopok terdiri dari 5 (lima) orang,
sedangkan kemampuan siswa Heterogen (berbeda). Hal ini di harapkan akan terjadi
sirkulasi pengetahuan antara siswa. Aktivitas siswa selama kerja kelompok
berlangsung terus diamati oleh guru sebagai bahan untuk laporan hasil diskusi.
Selama kerja kelompok berlangsung
kegiatannya dapat di lihat pada gambar. Pada gambar tersebut di tunjukkan oleh
para siswa dalam berdiskusi daribahan di berikan oleh guru selama mengerjakan
kerja kelompok. Selama
kerja kelompok berlangsung, guru terus mamandu kegiatan atau aktivitas
siswa.
Pelaksanaan siklus II, dilaksanakan
hal yang sama seperti kebiatan yang dilakukan pada siklus I. siklus ke II
dilakukan setelah diadakan refleksi dari semua kegiatan yang dilakukan pada
Siklus I. pada siklus ini cenderung pada arah perbaikan proses. Semua siklus pada tindakan kegiatan ini di arahkan pada
kerja kelompok sebagai upaya meningkatkan kreatifitas siswa dan pemahaman siswa
pada pelajaran IPS kelas VI SD tentang sumber daya alam yang dapt diperbaharui
dan tidak dapat diperharui, yang ada kaitanannya dengan kegiatan ekonomi di SD XX
Kecamatan XYXY.
B. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan tindakan-tindakan
melalui kegiatan pendeketan Examples Non Examples terdapat perubahan dan
peningkatan yaitu pemahaman siswa lebih meningkat di bandingkan keadaan sebelum
diadakan penelitian. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa pada saat
kegiatan pemeblajaran berlangsung, misalnya pada saat guru menunjuk salah satu
siswa untuk menjelaskan toopik Sumber daya alam dan kegiatan ekononomi sangat antusias secara sukarela
siswa lainnya mengoreksi penjelasan siswa yang ditunjuk ketika salah
menjelaskan.
Hal ini berbeda bila dibendingkan
dengan keadaan sebelum diberi tindakan, di karenakan biasanya siswa masih
banayak yang kurang paham, apabila dalam pelaksanaan guru masih menggunakan
pendekatan konvensional.
Dalam tindakan ini teknik pengolahan
data yang dilakukan adalah bersifat Deskriptif, dengan kata lain penulis
bermaksud ingin mengungkapkan tentang pemahaman siswa dengan topik Sumber Daya Alam dan kegiatan
ekonomi melalui pendekatan Examples Non Examples. Setelah dat terkumpul seluruhnya, maka
langkah selanjutnya pengolahan dan
analisis data.
Data yang didapatkan dari tiap aspek
penilaian, selanjutnya diperoleh skor
dari tiap masing-masing siswa. Selanjutnya menentukan skor maksimal dari
tiap-tiap aspek penilaian, didapat skor maksimal untuk penilaian tes tertulis
16, dan skor maksimal prilaku adalah 100 untuk penilaian pengamatan.
Dari hasil tindakan
kelas didapat :
Pra Siklus (sebelum diberikan pendekatan Examples Non
Examples)
Penilaian Tes
Tertulis
Dari 19 siswa didapat nilai tertinggi 7.5 nilai
terendah 4.4 , rata-rata nilai 5.7. sehingga penafsiran kesimpulannya untuk
penilaian tes tertulis lulus 9 orang = 47,3 %.
Penilaian Pengamatan
Dari 19 siswa nilai
tertinggi 5 nilai terendah 3.5 rata-rata nilai 4.6. sehingga penafsiran
kesimpulannya adalah untuk penilaian pengamatan lulus 8 orang = 42.1 %.
Rekapitulasi Nilai
Tes Tertulis dan Pengamatan
Dari hasil nilai rata-rata kedua aspek penilaian diatas
masing-masing siswa didapat tertinggi 6.8, nilai terendah 3.9. Sehingga
penfsirannya kesimpulannya adalah untuk penilaian tes tertulis dan pengamatan delapan orang lulus
= 42.10 %. Berdasarkan hasil analisis Pra Siklus Diatas, telah tergambarkan
bahwa pendekatan pembelajaran yang masih konvensional sangat sulit untuk meningkatkan
pemahaman siswa dalam pembelajaran dikelas.
Siklus I
Penilaian Tes
Tertulis
Dari 19 Siswa didapat
nilai tertinggi 8.1, nilai terendah 5.6, rata-rata nilai 6.4 sehingga
penafsiran kesimpilannya untuk penilaian tes tertulis 15 orang lulus = 78.94 %.
Penilaian Pengamatan
Dari 19 siswa nilai
tertinggi didapat nilai tertinggi 7.5 nilai terendah 6, rata-rata nilai 6.6.
sehingga penafsiran kesimpulannya adalah untuk penilaian pengamatan lulus 19
orang = 100 %.
Rekapitulasi Nilai
Tes Tertulis dan Pengamatan
Dari hasil nilai rata-rata kedua aspek penilaian diatas
masing-masing siswa didapat tertinggi 7.5, nilai terendah 5.8. Sehingga
penfsirannya kesimpulannya adalah untuk penilaian tes tertulis dan pengamatan 16 orang lulus = 84.21
%. Berdasarkan hasil analisis Siklus I Diatas, telah tergambarkan bahwa
pendekatan pembelajaran Examples Non Examples dapat meningkatkan pemahaman
siswa dalam pembelajaran dikelas.
Siklus II
Penilaian Tes
Tertulis
Dari 19 Siswa didapat
nilai tertinggi 10 nilai terendah 5.8, rata-rata nilai 8.16 %. sehingga
penafsiran kesimpilannya untuk penilaian tes tertulis 18 orang lulus = 94,7 %.
Penilaian Pengamatan
Dari 19 siswa nilai
tertinggi didapat nilai tertinggi 9, nilai terendah 6, rata-rata nilai 8.1.
sehingga penafsiran kesimpulannya adalah untuk penilaian pengamatan lulus 19
orang = 100 %.
Rekapitulasi Nilai
Tes Tertulis dan Pengamatan
Dari hasil nilai rata-rata kedua aspek penilaian diatas
masing-masing siswa didapat tertinggi 10, nilai terendah 5.8. Sehingga
penfsirannya kesimpulannya adalah untuk penilaian tes tertulis dan pengamatan lulus 94,7%.
Berdasarkan hasil analisis Siklus II Diatas, telah tergambarkan bahwa
pendekatan pembelajaran Examples Non Examples dapat meningkatkan pemahaman
siswa pada topik Sumber Daya Alam dan kegiatan ekonomi dikelas IV SD Negeri XX ,
Kecamatan XYXY, Kabupaten XYXYXY.
BAB V SIMPULAN DAN
SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan temuan-temuan hasil
penelitian tindakan kelas tentang upaya
meningkatkan pemahaman siswa topik SDA dan kegiatan ekonomi mata
pelajaran IPS kelas IV SD Negeri XX Kecamatan
XYXY, Kabupaten XYXYXY melalui pendekatan Examples Non Examples pada, maka
dapat ditarik kesimpulan :
·
Penerapan model pembelajaran Examples Non
Examples untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran IPS kelas IV SD
tentang SDA, cukup efektif. Terbukti, bahwa setelah model pembelajaran Examples
Non Examples dilaksanakan pada pembelajaran IPS tentang SDA, dampaknya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
·
Penggunaan model pendekatan pembelajaran
Examples Non Examples yang ingin di
ajarkan kepada siswa dijelaskan melalui pengenalan atribut atau kriterianya,
setiap atribut atau kriteria konsep tersebut, satu per satu di jelaskan kepada
siswa sehingga mereka memperoleh pengertia yang dijelaskan tentang hal itu,
selanjutnya guru memberikan gambaran lain baik sebagai contoh maupun bukan
contoh dari atribut kriteria, dan indikasi konsep yang diberikan.
·
Dengan diterapkannya model pembelajaran
Examples Non Examples dalam pembelajaran IPS kelas IV SD tentang SDA yang dapat
diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui yang berkaitan dengan kegiatan
ekonomi ternya siswa siswa lebih tertarik dalam belajar, siswa lebih bergairah dalam belajar, siswa
lebih berani mengemukakan pendapatnya dan suasana kegiatan belajar mengajar
lebih hidup karena siswa aktif dan hasil belajar siswapun memuaskan.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Examples Non Examples di sarankan :
·
Untuk meningkatkan minat belajar siswa guru
perlu menerapkan berbagai model dan metode pembelajaran
·
Guru
mempersiapkan gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran; .
·
Guru memperlihatkan gambar-gambar kepada para
murid.
·
Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan
pada murid untuk memperhatikan atau menganalisis gambar-gamabar yang
diperlihatkan.
·
Murid berdiskusi kelompok untuk menganalisis
gambar hasil diskusi di catat oleh kelompok masing-masing.
·
Setiap kelompok secara bergilir membacakan hasil
diskusinya.
·
Dari diskusi murid, guru menjelaskan materi
pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dan,
·
Guru bersama murid membuat simpulan.
Ijin share pak
Ijin share..sbg literasi