Salah satu
dimensi kompetensi kepala sekolah /madrasah adalah kewirausahaan. Kewirausahaan
di sini dalam makna untuk kepentingan pendidikan yang bersifat sosial bukan
untuk kepentingan komersial. Kewirausahaan dalam bidang pendidikan yang diambil
adalah karakteristiknya (sifatnya) seperti inovatif, bekerja keras, motivasi
yang kuat, pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik, dan memiliki
naluri kewirausahaan; bukan mengkomersilkan sekolah/madrasah. Semua
karakteristik tersebut bermanfaat bagi Kepala sekolah/madrasah dalam
mengembangkan sekolah/madrasah, mencapai keberhasilan sekolah/madrasah,
melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pemimpin, menghadapi
kendala sekolah/madrasah, dan mengelola kegiatan sekolah/madrasah sebagai
sumber belajar siswa. Berikut
disampaikan secara ringkas tentang definisi kewirausahaan, tujuan
kewirausahaan, karakteristik/dimensi kewirausahaan, cara mengembangakan
kewirausahaan, dan ringkasan, yang kesemuanya dipetik dari makalah yang ditulis
oleh Slamet PH (2010) dengan judul “Pengembangan Jiwa Kewirausahaan” yang
disampaikan dalam penataran pengawas sekolah yang diselenggarakan oleh
Direktorat Tenaga Kependidikan.
Definisi Kewirausahaan
Yang dimaksud dengan kewirausahaan adalah kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru secara kreatif/inovatif dan kesanggupan hati
(qolbu) untuk mengambil resiko atas keputusan hasil ciptaannya serta
melaksanakannya secara terbaik (sungguh-sungguh, ulet, gigih, tekun, progresif,
pantang menyerah, dsb.) sehingga nilai tambah yang diharapkan dapat dicapai.
Jadi, seorang wirausahawan memiliki kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang
belum pernah dipikirkan oleh orang lain (prinsip kreatif dan inovatif) dan
hasilnya adalah buah pikiran yang asli dan bukannya replikasi, baru dan
bukannya meniru, memberi kontribusi dan bukannya membuat rugi. Catatan: kreatif
berarti menghasilkan daya cipta karena belum pernah ada sebelumnya; inovatif
berarti memperbaiki/memodifikasi/mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Selain
kemampuan kreatif/inovatif, seorang wirausahawan juga memiliki kesanggupan hati
(qolbu) yang ditunjukkan oleh: (1) tumbuhnya tindakan atas kehendak sendiri dan
bukan karena pihak lain; (2) progresif dan ulet, seperti tampak pada usaha
mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan dan mewujudkan
harapan-harapannya; (3) berinisiatif, yakni mampu berpikir dan bertindak secara
asli/orisinal/baru, kreatif dan penuh inisiatif; (4) pengendalian dari dalam,
yakni kemampuan mengendalikan diri dari dalam, kemampuan mempengaruhi
lingkungan atas prakarsanya sendiri; dan (5) kemantapan diri, yang ditunjukkan
oleh harga diri dan percaya diri. Ringkasnya, siapapun yang memiliki jiwa kewirausahaan
akan menjadi agen perubahan yang mampu dan sanggup
mentransformasi sumberdaya yang ada di sekitarnya untuk memperoleh nilai tambah
yang menguntungkan, baik secara ekonomi maupun non-ekonomi, pribadi maupun
organisasi/masyarakat.
Tujuan Pengembangan Kewirausahaan
Kualitas
kewirausahaan merupakan salah satu dimensi penting kualitas manusia, akan
tetapi kewirausahaan sebagai peluang karir kurang memperoleh perhatian dan
bahkan terasa dikesampingkan dalam sistem pendidikn kita. Oleh karena itu,
lemahnya kewirausahaan generasi muda dapat dimengerti karena kurang memperoleh
tempat dalam kebijakan pendidikan nasional. Padahal, kewirausahaan mengajarkan
cara-cara berpikir kreatif, inovatif, positif, dan menggerakan hati nurani
untuk lebih proaktif, properubahan, mendorong keingintahuan, ulet, gigih,
berani mengambil resiko, dan mengajarkan peserta didik tentang pentingnya
prakarsa (keberanian moral) untuk melakukan hal-hal baru yang belum pernah
dilakukan, akan tetapi akan membawa nilai tambah serta keuntungan yang lebih
besar. Maka, kedepan, pendidikan jiwa kewirausahaan sudah merupakan keniscayaan
untuk diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah,
hingga sampai perguruan tinggi.
Sebagai
tambahan, kewirausahaan itu untuk siapa saja yang ingin menjadi wirausaha
sukses dan memperoleh keuntungan darinya (ekonomi dan/atau non-ekonomi,
material dan/atau non-material). Kewirausahan itu bukan hanya miliknya para
pengusaha, akan tetapi milik siapa saja, termasuk kepala sekolah, pengawas dan
bahkan menteri sekalipun karena mereka juga dapat disebut sebagai wirausaha
jika mereka sukses dalam pekerjaannya. Kebetulan, yang banyak mempraktekkan
kewirausahaan adalah para pengusaha karena mereka tahu manfaatnya, akan tetapi bukan
berarti bahwa kewirausahaan hanya milik pengusaha.
Karakteristik/Dimensi-Dimensi Kewirausahaan
Ada dua
jenis karateristik atau dimensi kewirausahaan yaitu: (1) kualitas dasar
kewirausahaan, yang meliputi kualitas daya pikir, daya hati/qolbu, dan daya
pisik; dan (2) kualitas instrumental kewirausahaan, yaitu penguasaan lintas
disiplin ilmu. Berikut dijabarkan seperlunya tentang dua karakteristik/dimensi
kewirausahaan yang dimaksud.
1. Kualitas Dasar Kewirausahaan
a. Daya Pikir
Kualitas dasar daya pikir
kewirausahaan memiliki karakteristik/dimensi-dimensi sebagai berikut: berpikir
kreatif; berpikir inovatif; berpikir asli/baru/orisinil; berpikir divergen;
berpikir mengembangkan; pionir berpikir; berpikir menciptakan produk dan
layanan baru; memikirkan sesuatu yang belum pernah dipikirkan oleh orang lain;
berpikir sebab-akibat; berpikir lateral; berpikir sistem; berpikir sebagai
perubah (agen perubahan); berpikir kedepan (berpikir futuristik); berintuisi
tinggi; berpikir maksimal; terampil mengambil keputusan; berpikir positif; dan
versalitas berpikir sangat tinggi.
b. Daya Qolbu/Hati
Kualitas dasar daya hati/qolbu
kewirausahaan memiliki karakteristik/dimensi-dimensi sebagai berikut:
prakarsa/inisiatif tinggi; ada keberanian moral untuk mengenalkan hal-hal baru;
proaktif, tidak hanya aktif apalagi hanya reaktif; berani mengambil resiko;
berani berbeda; pro perubahan dan bukan pro kemapanan; kemauan, motivasi, dan
spirit untuk maju sangat kuat; memiliki tanggungjawab moral yang tinggi;
hubungan interpersonal bagus; berintegritas tinggi; gigih, tekun, sabar, dan
pantang menyerah; bekerja keras; berkomitmen tinggi; memiliki kemampuan untuk
memobilisasi orang lain; melakukan apa saja yang terbaik; melakukan perbaikan
secara terus menerus; mau memetik pelajaran dari kesalahan, dari kesuksesan,
dan dari praktek-praktek yang baik; membangun teamwork yang kompak, cerdas,
dinamis, harmonis, dan lincah; percaya diri; pencipta peluang; memiliki sifat
daya saing tinggi, tetapi mendasarkan pada nilai solidaritas; agresif/ofensif;
sangat humanistik dan hangat pergaulan; terarah pada tujuan akhir, bukan tujuan
sesaat; luwes dalam pergaulan; selalu menginginkan tantangan baru; selalu
membangun keindahan cita rasa melalui seni (kriya, musik, suara, tari, lukis,
dsb.); bersikap mandiri akan tetapi supel; tidak suka mencari kambing hitam;
selalu berusaha menciptakan dan meningkatkan nilai tambah sumberdaya; terbuka
terhadap umpan balik; selalu ingin mencari perubahan yang lebih baik
(meningkatkan/mengembangkan); tidak pernah merasa puas, terus menerus melakukan
inovasi dan improvisasi demi perbaikan selanjutnya; dan keinginan menciptakan
sesuatu yang baru.
c. Daya Pisik
Kualitas dasar daya pisik/raga
kewirausahaan memiliki karakteristik/ dimensi-dimensi sebagai berikut: menjaga
kesehatan secata teratur; memelihara ketahan/stamina tubuh dengan baik;
memiliki energi yang tinggi; dan keterampilan tubuh dimanfaatkan demi kesehatan
dan kebahagiaan hidup.
2. Kualitas Instrumental Kewirausahaan
Jika
seseorang ingin menjadi wirausahawan sukses, maka selain memiliki kualitas
dasar kewirausahaan sebagaimana diuraikan sebelumnya, dia harus juga memiliki
kualitas instrumental kewirausahaan yang kuat yaitu penguasaan disiplin ilmu,
baik mono disiplin ilmu, antar disiplin ilmu, maupun lintas disiplin ilmu.
Kewirausahaan bukanlah sekadar mono-disiplin (ekonomi, matematika, manajemen,
dsb.) dan juga bukan hanya antar disiplin ilmu (manajemen perusahaan, ekonomi
pertanian, psikologi industri, dsb.), akan tetapi juga lintas disiplin ilmu
(lingkungan hidup, kependudukan, dsb.).
Seseorang
yang ingin menjadi wirausahawan sukses tidak cukup hanya memiliki kualitas
dasar kewirausahaan, akan tetapi yang bersangkutan harus juga memiliki kualitas
instrumental kewirausahaan (penguasaan disiplin ilmu). Misalnya, seorang kepala
sekolah, pengawas, atau kepala dinas pendidikan kabupaten/kota, harus memiliki
ilmu pengetahuan yang luas di bidang pekerjaan yang menjadi kewenangan dan
tanggungjawabnya. Misalnya, mereka harus memiliki ilmu-ilmu berikut yaitu: ilmu
pendidikan, teori perubahan, kebijakan pendidikan nasional dan daerah,
manajemen pendidikan, pengembangan organisasi pendidikan, pengembangan
administrasi pendidikan, perencanaan pendidikan, regulasi pendidikan,
kepemimpinan pendidikan, komunikasi dan jejaring pendidikan, supervisi
pendidikan (pembelajaran, manajemen sekolah, dsb.), dan akreditasi sekolah.
Jika
seseorang ingin menjadi wirausahawan sebagai pengusaha, dia harus memiliki
ilmu-ilmu sebagaiberikut: manajemen produksi (proses produksi, rencana
produksi, riset dan pengembangan produksi), manajemen pemasaran (perebutan
pelanggan, rencana pemasaran, riset pasar dan pemasaran), manajemen sumberdaya
manusia, manajemen keuangan, manajemen peralatan dan perbekalan, prinsip-prinsip
akuntansi, manajemen transaksi, dan inti manajemen (general manager).
Karateristik/dimensi-dimensi
kewirausahaan yang telah disebutkan di atas semuanya sangat diperlukan oleh
kepala sekolah, namun materi pelatihan ini hanya dibatasi pada dimensi-dimensi
berikut (sesuai Permendiknas 13/2007): kreativitas untuk selalu mencari solusi
terbaik, inovasi, bekerja keras, dan motivasi tinggi serta pantang menyerah.
Naluri kewirausahaan menyangkut semua sifat-sifat di atas.
Cara-Cara Mengembangkan Kewirausahaan
Cara-cara
mengembangkan kewirausahaan dilakukan melalui pentahapan sebagai
berikut. Pertama, melakukan evaluasi diri tentang tingkat/level
kepemilikan kewirausahaan. Ini dapat dilakukan melalui pengisian daftar
kualitas kewirausahaan atau menjawab sejumlah pertanyaan tentang kewirausahaan
yang dilakukan setulus-tulusnya dan sejujur-jujurnya (lihat Lampiran tentang
Instrumen Profil Diri Kualitas Dasar Kewirausahaan, oleh Slamet PH). Hasil
pengisian daftar/jawaban tersebut berupa profil diri
kewirausahaan. Kedua, berdasarkan hasil evaluasi diri (profil diri
jiwa kewirausahaan), selanjutnya ditempuh melalui berbagai upaya yang
disebut “belajar”. Ketiga, mempelajari kewirausahaan dapat
dilakukan melalui berbagai upaya, misalnya: berpikir sendiri (otak kita kaya
untuk berpikir), membaca (buku, jurnal, internet/web-site), magang, kursus
pendek, belajar dari wirausahawan sukses, pengamatan langsung dilapangan,
dialog dengan wirausahawan sukses, mengikuti seminar, mengundang wirausahawan
sukses, menyimak acara-acara kewirausahaan di televisi, atau
cara-cara lain yang dianggap tepat bagi dirinya untuk mempelajari
kewirausahaan.
Manfaat kompetensi kewirausahaan bagi Kepala sekolah/madrasah
adalah:
1. mampu menciptakan kreativitas dan inovasi
yang bermanfaat bagi pengembangan sekolah/madrasah,
2. bekerja keras untuk mencapai keberhasilan
sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif,
3. memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai
kesuksesan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala
sekolah/madrasah,
4. pantang menyerah dan selalu mencari solusi
terbaik dalam menghadapi kendala sekolah/madrasah,
5. memiliki naluri kewirausahaan sebagai sumber
belajar siswa, dan
6. menjadi teladan bagi guru dan siswa di
sekolahnya, khususnya mengenai kompetensi kewirausahaan.
Kepala sekolah/madrasah sebagai seorang wirausahawan yang
sukses harus memiliki tiga kompetensi pokok yaitu pengetahuan, keterampilan,
dan sikap/sifat kewirausahaan. Ketiga kompetensi tersebut saling berkaitan.
Kompetensi merupakan penguasaan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap/sifat. Pengetahuan adalah kumpulan informasi yang disimpan di otak
dan dapat dipanggil jika dibutuhkan. Keterampilan adalah kemampuan menerapkan
pengetahuan. Sifat/sikap adalah sekumpulan kualitas karakter yang membentuk
kepribadian seseorang (Anonim 4, 2005). Seseorang yang tidak memiliki ketiga
kompetensi tersebut akan gagal sebagai wirausahawan yang sukses.
Keterampilan-keterampilan (skills) yang dibutuhkan oleh
seorang wirausahawan menurut Hisrich & Peters (2002) adalah keterampilan
teknikal, manajemen bisnis, dan jiwa kewirausahaan personal. Keterampilan
teknikal meliputi: mampu menulis, berbicara, mendengar, memantau lingkungan,
teknik bisnis, teknologi, mengorganisasi, membangun jaringan, gaya manajemen,
melatih, bekerja sama dalam kerja tim (teamwork). Manajemen bisnis meliputi:
perencanaan bisnis dan menetapkan tujuan bisnis, pengambilan keputusan,
hubungan manusiawi, pemasaran, keuangan, pembukuan, manajemen, negosiasi, dan
mengelola perubahan. Jiwa wirausahawan personal meliputi: disiplin
(pengendalian diri), berani mengambil risiko diperhitungkan, inovatif,
berorientasi perubahan, kerja keras, pemimpin visioner, dan mampu mengelola
perubahan.
Adapun
beberapa Tokoh-tokoh wirausahawan yang sukses di bidang pendidikan antara lain
adalah Raden Ajeng Kartini yang berupaya keras pada jamannya merintis kesadaran
tentang hak kaum perempuan, KI Hajar Dewantoro dengan Taman Siswa, Ciputra
dengan Universitas Entrepreneurship, dan pendiri sekolah Global
Jaya.
keren blog nya
Terima kasih atas informasi, semoga admin diberikan berkah, sehat selalu, serta jadi bagian dari amal ibadah