Kata strategi berasal dari
bahasa Yunani strategia yang
berarti ilmu perang atau
panglima perang. Panglima
perang inilah yang
bertanggung jawab merencanakan
suatu strategi dan mengarahkan pasukannya
untuk mencapai kemenangan. Sherly
mengemukakan pengertian strategi
sebagai keputusan-keputusan bertindak
yang diarahkan dan
keseluruhannya diperlukan untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut
Gagne, strategi adalah kemampuan internal seseorang untuk berpikir, memecahkan
masalah, dan membuat keputusan. Di sisi lain Salusu mengatakan bahwa strategi ialah suatu seni
menggunakan kecakapan dan sumber
daya untuk mencapai
sasarannya melalui hubungan
yang efektif dengan lingkungan
dan kondisi yang paling menguntungkan.
Dalam konteks pembelajaran
berdasar kompetensi, strategi dapat dikatakan sebagai pola umum yang berisi
rentetan kegiatan yang dapat dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar
kompetensi sebagai tujuan
pembelajaran dapat tercapai
secara optimal. Berikut merupakan urutan untuk melaksanakan proses
pembelajaran yang dapat disajikan dalam bentuk kerucut (Iskandarwassid, 2005:
32)
PENDEKATAN
MODEL
STRATEGI
METODE
TEKNIK
TAKTIK
Sementara itu,
menurut Sanjaya (dalam
Komalasari, 2010: 54-58)
strategi pembelajaran
sifatnya masih konseptual
dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai
metode pembelajaran tertentu.
Adapun metode pembelajaran adalah cara
yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Selanjutnya metode pembelajaran
dijabarkan ke dalam
teknik dan gaya pembelajaran.
Sementara taktik pembelajaran
merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan
metode atau teknik
pembelajaran tertentu yng sifatnya individual.
Apabila antara
pendekatan, strategi, metode,
teknik, dan bahkan
taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka
terbentuklah apa yang disebut
dengan model pembelajaran.
Jadi, model pembelajaran
pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Di samping istilah-istilah
tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal istilah desain pembelajaran.
Jika strategi pembelajaran
lebih berkenaan dengan
pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelaaran, sedangkan desain
pembelajaran lebih merujuk kepada
cara-cara merencanakan suatu
system lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan stategi
pembelajaran tertentu.
Menurut Kozma (dalam Gafur,
1984: 95) strategi instruksional dapat diartikan setiap kegiatan yang dipilih
yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada siswa untuk mencapai tujuan
instruksional tertentu. Sedangkan menurut Dick dan Carey (Gafur,
1984: 95) pengertian
strategi instruksional tidak
hanya mencakup kegiatan saja
tetapi juga menyangkut materi dan paket pembelajaran.
Komponen strategi
instruksional meliputi (1)
kegiatan instruksional pendahuluan, (2)
penyampaian informasi, (3)
partisipasi siswa, (4)
tes, dan (5) kegiatan
lanjutan.
Pada kegiatan
instruksional pendahuluan dimaksudkan
untuk menarik minat dan meningkatkan motivasi siswa terhadap materi yang
dipelajari. Adapun teknik yang
dapat digunakan misalnya
menunjukkan kepada mereka pengetahuan dan
keterampilan yang akan
mereka peroleh setelah
belajar. Setelah itu
tunjukkan juga manfaat
setelah menguasai materi
tersebut.Dapat juga dilakukan
dengan menunjukkan eratnya hubungan antara pengetahuan yang telah dimiliki
dengan materi yang akan dipelajari.
Langkah berikutnya
adalah penyampaian informasi.
Pada langkah ini
guru menyampaikan informasi dengan
memperhatikan urutan, kuantitas,
dan kategorinya. Dan langkah
selanjutnya adalah partisipasi
siswa yang menuntut siswa aktif
dalam pembelajaran melalui
kegiatan kelompok, maupun
mandiri. Setelah itu dilakukan
tes dan terakhir
diadakan kegiatan lanjutan
yang dapat berujud perbaikan dan
pengayaan.
Dalam perkembangannya,
konsep strategi digunakan dalam berbagai bidang, termasuk dalam
bidang pendidikan. Implementasi
konsep strategi dalam
bidang belajar mengajar, sekurang-kurangnya meliputi pengertian sebagai
berikut:
1.
Strategi merupakan keputusan
bertindak dari guru
dengan menggunakan kecakapan dan
sumber daya pendidikan yang tersedia untuk mencapai tujuan melalui hubungan
yang efektif antara
lingkungan dan kondisi
yang paling menguntungkan.
2. Strategi
merupakan kemampuan internal
seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah dan mengambil
keputusan dalam bidang pembelajaran.
3.
Strategi merupakan garis besar haluan
bertindak dalam mengelolan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.
4.
Strategi dalam pembelajaran merupakan suatu rencana tentang aktivitas yang dipersiapkan
secara seksama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5.
Strategi merupakan pola umum kegiatan guru-peserta didik dalam perwujudan kegiatan
belajar mengajar. Pola ini menunjukkan macam dan urutan perbuatan yang
ditampilkan guru-peserta didik dalam berbagai peristiwa belajar.
Dengan demikian strategi
belajar pembelajaran pada dasarnya menyangkut 4
hal utama yaitu
penetapan tujuan, pemilihan
sistem pendekatan pembelajaran, pemilihan dan
penetapan prosedur, metode,
dan teknik pembelajaran,
dan penetapan kriteria keberhasilan pembelajaran dari evaluasi yang
dilaksanakan.
Strategi
Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013
Strategi Pembelajaran Bahasa
Indonesia dalam Kurikulum 2013 lebih berfokus pada strategi pembelajaran bahasa
berbasis teks. Strategi ini
bertujuan agar siswa
mampu memproduksi dan menggunakan
teks sesuai dengan
tujuan dan fungsi sosialnya. Dalam
pembelajaran bahasa yang
berbasiskan teks, Bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar
sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai
teks yang berfungsi
untuk menjadi aktualisasi
diri penggunanya pada konteks
sosial dan akademis.
Teks harus dipandang
sebagai satuan bahasa yang
bermakna secara kontekstual.
Dalam startegi pembelajaran bahasa
berbasis teks, prinsip pembelajarannya: (1)
bahasa dipandang sebagai teks,
bukan semata-mata kumpulan
kata-kata atau kaidah-kaidah kebahasaan, (2)
penggunaan bahasa merupakan
proses pemilihan bentuk-bentuk
kebahasaan untuk mengungkapkan
makna, (3) bahasa
bersifat fungsional, yaitu penggunaan
bahasa yang yang
tidak pernah dapat dilepaskan dari
konteks karena dalam
bentuk bahasa yang
digunakan itu tercermin ide,
sikap, nilai, dan
ideologi penggunanya, dan
(4) bahasa merupakan sarana
pembentukan kemampuan berpikir manusia.
Setiap teks
memiliki struktur tersendiri
yang berbeda dengan
teks lainnya. Dalam setiap
setiap teks tersebut
terdapat struktur berpikir
yang harus dipahami agar fungsi
sosial masing-masing teks tersebut dapat tercapai.
Sintaks strategi Pembelajaran
Berbasis teks adalah:
1. Membangun Konteks
Tahapan pertama
dalam pembelajaran berbasis
teks dimulai dari memperkenalkan konteks
sosial dari teks
yang dipelajari. Kemudian mengeksplorasi ciri-ciri
dari konteks budaya
umum dari teks
yang dipelajari serta mempelajari tujuan dari teks tersebut. Selanjutnya
adalah dengan mengamati konteks dan
situasi yang digunakan.
Misalnya dalam teks eksposisi,
siswa harus bisa
memahami peran dan
hubungan antara orang-orang yang
berdialog apakah antar teman, editor dengan pembaca, guru dengan
siswa, dan sebagainya.
Siswa juga harus
memahami media yang digunakan
apakah percakapan tatap
muka langsung atau percakapan melalui telepon.
Kegiatan yang
dapat dilakukan di
dalam kelas adalah:(a) mempresentasikan konteks.
Untuk menyajikan suatu
konteks, bisa menggunakan berbagai
media antara lain
melalui gambar, benda
nyata, field-trip, kunjungan, wawancara kepada narasumber dan sebagainya, (b) membangun tujuan
sosial. Untuk mengetahui
tujuan sosial bisa
melalui diskusi, survey, dan
yang lainnya, (c)
membandingkan dua kebudayaan. Membandingkan penggunaan teks
antara dua kebudayaan berbeda, yaitu kebudayaan
kita dengan kebudayaan
penutur asli, (d)
Membandingkan model teks dengan
teks yang lainnya.
Contohnya membandingkan percakapan
antara teman dekat, teman kerja, atau orang asing.
2. Pemodelan
Pada tahap
ini, siswa mengamati
pola dan ciri-ciri
dari teks yang diajarkan. Siswa
dilatih untuk memahami
struktur dan ciri-ciri kebahasaan teks
3. Menyusun Teks Secara Bersama
Dalam tahapan
ini, siswa mulai
memahami keseluruhan teks.
Guru secara perlahan mulai
mengarahkan siswa agar
mandiri sehingga siswa menguasai model teks
yang diajarkan.Kegiatan yang
dapat dilakukan di dalam
kelas antara lain
mendiskusikan jenis teks,
melengkapi teks rumpang, membuat
kerangka teks, melakukan
penilaian sendiri atau penilaian antar teman sebaya, dan
bermain teka-teki.
4. Menyusun Teks Secara Mandiri
Setelah melalui
tahapan kesatu sampai
tahapan ketiga, siswa
telah memiliki pengetahuan mengenai
model teks yang
diajarkan. Siswa mulai memiliki kemampuan
yang cukup untuk
membuat teks yang
mirip dengan model teks
yang diajarkan. Dalam
tahapan ini, siswa
mulai mandiri dalam mengerjakan teks dan peran guru hanya mengamati
siswa untuk penilaian.Kegiatan yang dapat dilakukan dalam tahapan ini antara lain
(a) Untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan, siswa merespon teks lisan,
menggaris bawahi teks,
menjawab pertanyaan, dan
lain-lain, (b) Untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan dan berbicara,
siswa bermain peran, melakukan
dialog berpasangan atau
berkelompok, (c) Untuk
meningkatkan kemampuan berbicara, siswa melakukan presentasi di depan
kelas, (d) Untuk
meningkatkan kemampuan membaca,
siswa merespon teks tertulis,
menggaris bawahi teks,
menjawab pertanyaan, dan lain-lain,
(e) Untuk meningkatkan
kemampuan menulis, siswa membuat draft dan menulis teks secara
keseluruhan
Adapun beberapa prinsip
esensial dalam pembelajaran
bahasa Indonesia yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis teks
adalah sebagai berikut: (1)
berbahasa adalah kegiatan
berkomunikasi dalam bentuk wacana
yang direalisasikan dalam
bentuk teks, (2)
tugas pembelajaran bahasa adalah
mengembangkan kemampuan memahami dan
menciptakan teks karena
komunikasi terjadi dalam
teks atau pada tataran teks, (3) menciptakan atau
menyusun teks untuk tujuan tertentu berarti
melakukan pemilihan bentuk
dan struktur teks
yang akan digunakan agar
pesan tersampaikan secara
tepat, (4) pemilihan bentuk atau
struktur teks oleh
penutur untuk mencapai
suatu tujuan dalam suatu
kegiatan sosial komunikatif
ditentukan oleh konteks
situasi yang dihadapi, (5) belajar
bahasa merupakan kegiatan
yang bersifat sosial,
(6) belajar menjadi lebih
efektif ketika harapan
guru terhadap pembelajar disampaikan secara
tersurat, dan (7)
proses belajar bahasa
merupakan serangkaian
tahapan perkembangan dari
kegiatan berbantuan sampai dengan kegiatan mandiri.
Tidak ada komentar
Posting Komentar