Pengertian, Ciri, Fungsi dan Bentuk Struktur Sosial

Pengertian, Ciri, Fungsi dan Bentuk Struktur Sosial


Apakah Pengertian Struktur Sosial, Bagaimana Ciri Struktur Sosial, Apa Fungsi Struktur Sosial dan bagaimana Bentuk Struktur Sosial. Mari kita pelajari satu persatu sebagai bagian dalam meningkatkan pengetahuan kita di bidang social terutama berkenaan dengan sosiologi.


Apakah Pengertian Struktur Sosial ? Secara sederhana dapat pengertian struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antar unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial dan lapisan- lapisan sosial.

 

Berikut ini Pengertian Struktur Sosial menurut para ahli, terutama ahli sosiologi. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi (Dalam Soerjono Soekanto, 20;2005), Struktur sosial merupaka keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, serta lapisan-lapisan sosial.

 

Menurut Soerjono Soekanto (59;2005), Struktur sosial merupakan jaringan dari unsur-unsur sosial pokok, yang meliputi: Kelompok sosial, Kebudayaan, Lembaga sosial, Stratikasi sosial,Kekuasaan dan wewenang. Menurut Abdul Syani (Dalam Basrowri, 69;2005) Struktur sosial adalah suatu tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang merupakan jaringan dari unsur-unsur sosial yang pokok.

 

Menurut D. Hendropuspito (89;1999), Struktur sosial adalah skema penempatan nilai-nilai sosio-budaya dan organ-organ masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai, demi berfungsinya organisme masyarakat sebagai suatu keseluruhan, dan demi kepentingan masing-masing bagian untuk jangka waktu yang relatif lama. Menurut Firth (Dalam Basrowri, 67;2005), Struktur sosial dianggap sama dengan organisasi sosial yang mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang lebih fundamental yang memberikan bentuk dasar pada masyarakat, yang memberikan batas-batas pada aksi-aksi yang mungkin dilakukan secara organisatoris. Menurut George Simmel, struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.

 

Menurut George C. Homans struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari. Menurut William Kornblum, struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku undividu. Sedangkan menurut E.R. Lanch struktur sosial adalah cita-cita tentang distribusi kekuasaan di antara individu dan kelompok sosial.

 

Apa ciri Struktur Sosial ? Secara umum Ciri-ciri struktur sosial adalah sebagai berikut :

·         Bersifat abstrak

·         Terdapat dimensi vertikal dan horizontal.

·         Melingkupi seluruh kebudayaan di dalam masyarakat.

·         Struktur sosial tersebut selalu berkembang dan dapat berubah.

·         Sebagai landasan sebuah proses sosial suatu Masyarakat.

·         Mencakup seluruh atau semua hubungan sosial antara individu di saat tertentu.

·         Mengacu pada interaksi sosial yang pokok, yang bisa atau dapat memberikan bentuk pada masyarakat.

·         Realitas sosial yang memiliki sifat statis serta memiliki kerangka yang menciptakan suatu tatanan.

 

Abdul Syani menyebutkan bahwa struktur sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang pokok, yang dapat memberikan bentuk dasar pada masyarakat dan memberikan batas-batas pada kegiatan yang mungkin dilakukan oleh organisasi dalam masyarakat

2. Struktur sosial mencakup semua hubungan sosial antarindividu pada saat tertentu.

3. Struktur sosial meliputi seluruh kebudayaan dalam masyarakat

4. Struktur sosial merupakan realitas sosial yang bersifat statis dan memiliki kerangka yang membentuk suatu tatanan.

5. Struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat yang mengandung dua pengertian. Pertama, di dalam struktur sosial terdapat peranan yang bersifat empiris dalam proses perubahan dan perkembangan. Kedua, dalam setiap perubahan dan perkembangan tersebut terdapat tahap perhentian di mana terjadi stabilitas, keteraturan, dan integrasi sosial yang berkesinambungan sebelum kemudian “terancam” oleh proses ketidakpuasan dalam tubuh masyarakat.

 

Dalam struktur sosial dikenal dua konsep penting yaitu status dan peran (role). Ralf Linton mendefinisikan status sebagai suatu kumpulan hak dan kewajiban, sedangkan peran merupakan aspek dinamis dari status seseorang.

 

Menurut Soerjono Soekanto, status dan peran mempunyai arti penting dalam pola hubungan timbal balik individu dan masyarakat. Status dan peranan merupakan unsur-unsur baku dalam sistem lapisan sosial. Dengan status tertentu, seseorang memiliki sekumpulan hak dan kewajiban yang mengarahkan perilakunya agar sesuai dengan pola hubungan atau norma yang ditentukan dari status tersebut.

 

Robert K. Merton berpendapat bahwa dalam struktur sosial terdapat beberapa peran yang terkait. Ia menyebutkan hal itu sebagai perangkat peran (role set). Perangkat peran adalah pelengkap hubungan peran yang dimiliki seseorang karena menduduki status sosial tertentu.

 

Apa Fungsi Struktur Sosial ? Beberapa fungsi struktur sosial di dalam kehidupan masyarakat adalah:

·         Memiliki fungsi sebagai pengawas sosial.

·         Memiliki fungsi sebagai ciri/karakteristik dari kelompok masyarakat.

·         Memiliki fungsi sebagai rantai sistem yang menghubungkan tiap-tiap aspek dalam kehidupan agar lebih teratur.

·         Memiliki fungsi sebagai dasar penanaman disiplin untuk setiap individu dalam suatu kelompok masyarakat.

·         Memiliki fungsi sebagai instrumen masyarakat yang berperan ialah sebagai penyelenggara dalam penataan kehidupan itu secara menyeluruh dalam tiap-tiap aspek kehidupan.

 

Mayor Polak menyatakan bahwa struktur sosial dapat berfungsi sebagai pengawas sosial, yakni sebagai penekan kemungkinan pelanggaran terhadap norma, nilai dan peraturan kelompok atau masyarakat. Struktur sosial juga dapat berfungsi sebagai dasar untuk menanamkan disiplin sosial kelompok atau masyarakat.

 

Apakah Bentuk Struktur Sosial ? Peter M. Blau membagi bentuk struktur sosial menjadi dua tipe, yakni intersected social structure dan cosolidated social structure.

1. Sebuah struktur sosial dikatakan intersected jika keanggotaan dalam kelompok-kelompok sosial yang ada bersifat menyilang (berpotongan). Artinya, keanggotaan dalam kelompok sosial tersebut memiliki latar belakang ras, suku bangsa, ataupun agama yang berbeda-beda.

2. Sebuah struktur sosial dikatakan consolidated jika terjadi tumpang tindih parameter (tolok ukur) dan mengakibatkan penguatan identitas keanggotaan dalam sebuah kelompok sosial.

 

Menurut Nasikun, dalam konteks Indonesia, struktur sosial dapat dilihat secara horizontal dan vertikal. Secara horizontal, struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama dan adat. Secara vertikal, struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan lapisan sosial.

 

Dalam banyak literatur, struktur sosial horizontal disebut diferensiasi sosial, sedangkan struktur sosial secara vertikal disebut stratifikasi social.

1. Diferensiasi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi sosial adalah penggolongan masyarakat atas perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejajar. Jenis diferensiasi antara lain:

a. Diferensiasi ras

Ras adalah suatu kelompok manusia dengan ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Secara umum, manusia dapat dibagi menjadi 3 kelompok ras, yaitu Ras Mongoloid, Negroid, dan Kaukasoid. Orang Indonesia termasuk dalam ras Mongoloid.

b. Diferensiasi suku bangsa

Suku bangsa adalah kategori yang lebih kecil dari ras. Indonesia termasuk negara dengan aneka ragam suku bangsa yang tersebar dari Pulau Sumatera hingga papua.

c. Diferensiasi klen

Klen merupakan kesatuan keturunan, kepercayaan, dan tradisi. Dalam masyarakat Indonesia terdapat 2 bentuk klen utama, yaitu:

a. Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal)

Contohnya yang terdapat pada masyarakat Minangkabau.

b. Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal)

Contohnya yang terdapat pada masyarakat Batak.

d. Diferensiasi agama

Di Indonesia kita mengenal agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghuchu, dan kepercayaan lainnya.

e. Diferensiasi profesi

Masyarakat biasanya dikelompokkan atas dasar jenis pekerjaannya.

f. Diferensiasi jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, masyarakat dibagi atas laki-laki dan perempuan yang memiliki derajat yang sama.

 

2. Stratifikasi Sosial

Stratifikasi berasal dari kata strata atau tingkatan. Stratifikasi sosial adalah struktur dalam masyarakat yang membagi masyarakat ke dalam tingkatan-tingkatan.

Ukuran yang dipakai bisa kekayaan, pendidikan, keturunan, atau kekuasaan. Max Weber menyebutkan bahwa kekuasaan, hak istimewa dan prestiselah yang menjadi dasar terciptanya stratifikasi sosial.

Adanya perbedaan dalam jumlah harta, jenjang pendidikan, asal-usul keturunan, dan kekuasaan membuat manusia dapat disusun secara bertingkat. Ada yang berada di atas, ada pula yang menempati posisi terbawah.

Berdasarkan sifatnya, stratifikasi sosial dapat dibagi menjadi 3:

1) Stratifikasi Sosial Tertutup

Adalah stratifikasi sosial yang tidak memungkinkan terjadinya perpindahan posisi (mobilitas sosial)

2) Stratifikasi Sosial terbuka

Adalah stratifikasi yang mengizinkan adanya mobilitas, baik naik ataupun turun. Biasanya stratifikasi ini tumbuh pada masyarakat modern.

Bentuk-bentuk mobilitas sosial:

a. Mobilitas Sosial Horizontal

Di sini, perpindahan yang terjadi tidak mengakibatkan berubahnya status dan kedudukan individu yang melakukan mobilitas.

b. Mobilitas Sosial Vertikal

Mobilitas sosial yang terjadi mengakibatkan terjadinya perubahan status dan kedudukan individu.

Mobilitas sosial vertikal terbagi menjadi 2:

1) Vertikal naik

Status dan kedudukan individu naik setelah terjadinya mobilitas sosial tipe ini.

2) Vertikal turun

Status dan kedudukan individu turun setelah terjadinya mobilitas sosial tipe ini.

c. Mobilitas antargenerasi

Ini bisa terjadi bila melibatkan dua individu yang berasal dari dua generasi yang berbeda.

3) Stratifikasi Sosial Campuran

Hal ini bisa terjadi bila stratifikasi sosial terbuka bertemu dengan stratifikasi sosial tertutup. Anggotanya kemudian menjadi anggota dua stratifikasi sekaligus. Ia harus menyesuaikan diri terhadap dua stratifikasi yang ia anut.

 

Menurut dasar ukurannya, stratifikasi sosial dibagi menjadi:

a. Dasar ekonomi

Berdasarkan status ekonomi yang dimilikinya, masyarakat dibagi menjadi:

1) Golongan Atas

Termasuk golongan ini adalah orang-orang kaya, pengusaha, penguasan atau orang yang memiliki penghasilan besar.

2) Golongan Menengah

Terdiri dari pegawai kantor, petani pemilik lahan dan pedagang.;

3) Golongan Bawah

Terdiri dari buruh tani dan budak.

b. Dasar pendidikan

Orang yang berpendidikan rendah menempati posisi terendah, berturut-turut hingga orang yang memiliki pendidikan tinggi.

c. Dasar kekuasaan

Stratifikasi jenis ini berhubungan erat dengan wewenang atau kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Semakin besar wewenang atau kekuasaan seseorang, semakin tinggi strata sosialnya. Penggolongan yang paling jelas tentang stratifikasi sosial berdasarkan kekuasaan terlihat dalam dunia politik.

 

Dampak adanya stratifikasi sosial:

a. Dampak Positif

Orang yang berada pada lapisan terbawah akan termotivasi dan terpacu semangatnya untuk bisa meningkatkan kualitas dirinya, kemudian mengadakan mobilitas sosial ke tingkatan yang lebih tinggi.

b. Dampak Negatif

Dapat menimbulkan kesenjangan sosial

 

Demikian pembahasan kita tentang Pengertian Struktur Sosial, Ciri Struktur Sosial, Fungsi Struktur Sosial dan Bentuk Struktur Sosial. Semoga ada manfaatnya.



= Baca Juga =



1 Comments

Previous Post Next Post